Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, cara berkendara ugal-ugalan sopir angkutan umum di Jakarta tidak lepas dari sistem setoran yang diterapkan para operator angkutan. Hal ini bisa dicegah dengan adanya sistem rupiah per kilometer yang mulai diterapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Makanya kita mau menerapkan sistem rupiah per kilometer," kata Andri, di Jakarta, Sabtu (19/9/2015).
Menurut Andri, sistem setoran sangat bergantung pada banyak atau tidaknya penumpang yang bisa diangkut. Tidak jarang sesama angkutan umum yang trayeknya bersinggungan saling susul di jalan dan berujung kecelakaan.
Dengan rupiah per kilometer, sopir bus tidak perlu memikirkan jumlah penumpang yang harus diangkut. Operator akan dibayar sesuai dengan jarak yang ditempuh setiap bus, ada atau tidak ada penumpang. Hanya saja, setiap angkutan umum harus bergabung dengan PT Transjakarta.
"Kalau semua transportasi di Jakarta bisa di-manage dengan rupiah per kilometer, masyarakat yang ngejar bus. Bukan bus yang ngejar masyarakat," tambah dia.
Sebenarnya Kopaja sudah bergabung dengan PT Transjakarta. Untuk tahap awal, penerapan layanan bus non-busway dengan sistem pembayaran rupiah per kilometer akan diterapkan di rute kopaja S-66 (Blok M-Manggarai). Penghapusan sistem setoran di rute ini dijadwalkan diterapkan pada Oktober mendatang.
Penumpang tidak lagi membayar dengan uang tunai, tapi dengan sistem debit. Penumpang cukup tapping di mesin elektronik yang tersedia. Sedangkan sopir digaji per bulan 2-3 kali Upah Minimum Provinsi.
Kecelakaan maut terjadi antara angkutan umum Kopaja jurusan Kampung Melayu-Ragunan dengan motor di Jalan Buncit Raya, Warung Jati Barat, Pancoran, Jakarta Selatan, ‎Rabu 16 September 2015. Gunawan yang saat itu berboncengan dengan istrinya Lilis dan anaknya Aldo dihantam Kopaja yang melaju ugal-ugalan.
Gunawan dan Lilis yang tengah hamil itu, tewas. Sedangkan Aldo kritis akibat peristiwa itu.
Karena tidak bisa mengendalikan, sopir Kopaja Budi Wahono lalu menabrak sepeda motor yang ditumpangi Gunawan, istrinya yang tengah hamil, dan sang anak Aldo.
Pasangan suami istri itu tewas di tempat, sedangkan Aldo sempat dirawat di RS JMC dan sempat kritis. Sedangkan Budi ditetapkan sebagai tersangka. (Ron/Ans)
Sopir Angkutan Kerap Ugal-ugalan, Ini Solusi Pemprov DKI
Dengan rupiah per kilometer, sopir bus tidak perlu memikirkan jumlah penumpang yang harus diangkut.
Diperbarui 19 Sep 2015, 18:27 WIBDiterbitkan 19 Sep 2015, 18:27 WIB
Ahok menjelaskan, pengelola Kopaja tidak diperkenankan lagi mengoperasikan bus ukuran mini, Jakarta, Jumat (8/5/2015). Pengelola diwajibkan membeli bus yang ukurannya seperti Transjakarta. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bahlil: Perusahaan China Gantikan LG Investasi Baterai EV di Indonesia
9 Rekomendasi Film Thailand Komedi Rilisan Tahun 2025
Saksikan Sinetron Asmara Gen Z Episode Rabu 23 April Pukul 17.00 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Preman Usik Pabrik BYD di Subang, Mantan Panglima TNI Desak Penumpasan
Prabowo Luncurkan Gerakan Indonesia Menanam: Setiap Desa Harus Swasembada Pangan
Mengapa Pemimpin Katolik Dunia Disebut Paus, Berikut Asal-usulnya
Tips Merawat Wajah yang Aman Saat Hamil dan Prosedur Perawatan yang Harus Dihindari
PBB Ungkap Jaringan Pencucian Uang Terkait Kripto di Asia Tenggara
Instagram Luncurkan Edits, Aplikasi Edit Video yang Siap Saingi CapCut
Jadwal Tanggal Merah dan Cuti Bersama Mei 2025, Ada 2 Long Weekend
VIDEO: Dedi Mulyadi Tegaskan Bakal Memberantas Premanisme!
Cek Rekening, Dividen BRI dan Bank Mandiri Cair Hari Ini