Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan lalu lintas terjadi di ruas Tol Pemalang-Batang tepatnya di wilayah Pekalongan, Jawa Tengah pada Sabtu (12/4/2025) subuh. Sebuah mobil Honda BR-V yang melawan arus menabrak bus rombonga suporter Persebaya Surabaya.
Insiden ini mengakibatkan satu penumpang BR-V meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara pengemudinya mengalami luka dan kritis. Peristiwa ini menjadi sorotan karena melibatkan banyak pihak dan menimbulkan pertanyaan besar tentang motif pengemudi BR-V melawan arah hingga menyebabkan kecelakaan.
Advertisement
Baca Juga
Kecelakaan maut ini bermula saat Honda BR-V yang dikemudikan FR melaju dari Semarang menuju Jakarta. Setelah sempat singgah beberapa menit di rest area KM 319, mobil tersebut justru keluar melalui pintu masuk dan melaju melawan arus dengan kecepatan tinggi di jalur cepat atau lajur paling kanan selama kurang lebih sejauh 13 kilometer.
Advertisement
Akibatnya, di KM 332, mobil BR-V tersebut bertabrakan dengan bus suporter Persebaya yang melaju ke arah Jakarta. Kecelakaan ini menyita perhatian publik dan menimbulkan berbagai spekulasi mengenai penyebab utamanya, khususnya tindakan pengemudi BR-V yang melawan arus.
1. Kronologi Kecelakaan
Mobil Honda BR-V dengan pengemudi FR dan penumpang MH melaju dari Semarang menuju Jakarta. Setelah beristirahat di rest area KM 319, mobil tersebut secara mengejutkan keluar melalui pintu masuk dan melaju melawan arus di jalur cepat.
Mobil tersebut melaju melawan arus sejauh kurang lebih 13 kilometer hingga akhirnya bertabrakan adu banteng dengan bus suporter Persebaya di KM 332. Tabrakan tersebut menyebabkan MH meninggal di tempat, sedangkan FR mengalami luka kritis dan dilarikan ke rumah sakit.
Kasat Lantas Polres Pekalongan, AKP Rony Hidayat, menjelaskan kronologi kejadian dan kondisi korban. "Setelah tabrakan adu banteng, untuk sopir Honda BR-V dinyatakan kritis, masih terselamatkan. Kemudian penumpang sebelahnya meninggal dunia di tempat. Jadi ada dua orang di dalam Honda BR-V," katanya.
Advertisement
2. Mobil BR-V Lawan Arus dan Matikan Lampu
Pengemudi BR-V terbukti melawan arus hingga 13 kilometer di jalur cepat Tol Pekalongan. Hal yang lebih mengejutkan, pengemudi juga diketahui mematikan lampu mobil saat melawan arus.
AKP Rony Hidayat mengungkapkan, "Mobil Honda BR-V itu rupanya lampunya sudah dimatiin saat keluar. Di rest area itu masih nyala, tidak tahunya begitu masuk lajur cepat itu dimatikan." Tindakan ini semakin memperparah situasi dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Kecepatan tinggi yang dilakukan pengemudi BR-V saat melawan arus juga menjadi faktor penyebab kecelakaan. Banyak saksi mata yang melihat mobil melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi.
3. Mobil BR-V Sempat Singgah di Rest Area
Sebelum kecelakaan, mobil BR-V sempat singgah di rest area KM 319 jalur B selama kurang lebih 7 menit. Namun, pengemudi tidak turun dari mobil dan justru keluar kembali ke jalan tol melalui pintu masuk rest area.
AKP Rony Hidayat menjelaskan, "Kami lakukan investigasi, mobil BRV itu nyampai sekitar 05.20 WIB. Saya tadi cari informasi kepada pihak pengelola maupun sekuriti di situ, rupanya dia 7 menit singgah di situ tidak turun dari mobil. Dia meninggalkan rest area namun menggunakan akses pintu masuk, harusnya dia kan ke kiri ke arah Jakarta, dia enggak, kembali lagi ke arah pintu masuk lagi."
Keputusan pengemudi untuk keluar dari rest area melalui pintu masuk dan langsung melaju melawan arus merupakan tindakan yang sangat berbahaya dan tidak bertanggung jawab. Hal ini menunjukkan kurangnya kewaspadaan dan kesadaran akan keselamatan berkendara.
Advertisement
4. Penumpang BR-V Tewas, Pengemudi Kritis
Akibat kecelakaan tersebut, penumpang BR-V, inisial MH meninggal dunia di tempat kejadian. Sementara itu, pengemudi, FR, mengalami luka kritis dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi kendaraannya. Sementara korban luka langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Kondisi pengemudi yang kritis membuat polisi kesulitan untuk melakukan interogasi awal. Polisi masih menunggu kesembuhan pengemudi untuk dimintai keterangan lebih lanjut mengenai penyebab ia melawan arus.
5. Polisi Dalami Motif dan Cek Pengaruh Narkoba
Polisi masih menyelidiki motif di balik tindakan nekat pengemudi BR-V yang melawan arus. Pengemudi masih dalam kondisi kritis sehingga belum dapat dimintai keterangan.
AKP Rony Hidayat menyatakan, "Intinya bahwa sampai sekarang kami belum bisa mengetahui motif, kenapa kok bisa melakukan tindakan seperti itu. Karena pelakunya sendiri masih kondisi kritis." Polisi juga akan memeriksa kemungkinan pengemudi di bawah pengaruh narkoba atau psikotropika.
Untuk memastikan hal tersebut, polisi berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan darah terhadap pengemudi. Hasil pemeriksaan darah akan menjadi petunjuk penting dalam mengungkap motif kecelakaan tersebut.
Advertisement
6. Menhub Sampaikan Duka
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut. Ia juga menekankan pentingnya keselamatan berkendara dan tidak membenarkan aksi melawan arus di jalan tol.
Menhub Dudy Purwagandhi menyampaikan, "Saya turut berduka cita. Harapan saya, kasus seperti ini tidak terjadi lagi."
Menhub juga menegaskan bahwa kejadian ini terjadi di luar skenario lalu lintas yang diterapkan selama arus mudik dan balik Lebaran 2025. "Apalagi kalau sampai ada kendaraan yang melawan arah, tidak terjadi di jalan tol, karena pembagiannya sudah cukup jelas, dan tidak ada pemberlakuan one way atau contraflow pada saat kejadian," tegasnya.
