Lukman MPR: Ada 3 Isu yang Berpotensi Memecah Bangsa

Untuk itu, MPR akan terus menyosialisasikan 4 pilar guna menangkal semua isu yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 22 Sep 2015, 09:36 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2015, 09:36 WIB
[INFOGRAFIS] Satu Nusa, Satu Bahasa
Bahasa Indonesia melampaui berbagai suku bangsa di Indonesia dan telah menjadi salah satu alat pemersatu NKRI.

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Badan Penganggaran MPR Lukman Edy menilai ada beberapa isu yang masih berkembang di masyarakat yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Setidaknya ada 3 isu yang berpotensi memunculkan disintegrasi bangsa.

"Yang pertama isu SARA masih tumbuh di masyarakat dan ada pihak yang memanfaatkan untuk disintegrasi bangsa," kata Lukman dalam diskusi di MPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 21 September 2015.

Yang kedua, lanjutnya, dikotomi atau perbedaan kesenjangan antara kehidupan masyarakat di tingkat pusat dan masyarakat di daerah. Apabila pemerintah pusat berlaku tak adil kepada masyarakat daerah, maka bukan tidak mungkin bisa menimbulkan bibit disintegrasi.

"Contohnya masyarakat Riau yang menilai pemerintah pusat tak bisa menanggulangi masalah asap. Mereka bereaksi dengan menyatakan tak percaya kepada pemerintah dan meminta kepads PM Malaysia untuk memadamkan kebakaran hutan," ujar mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.

Menurut dia, yang ketiga adalah isu paham global dan liberalisasi yang tumbuh di kalangan generasi muda. "Isu global bahwa pemerintah Indonesia tidak diakui dunia, bahwa negarabkita tidak jelas ini masih ada di kalangan generasi muda," ungkap Lukman.

Untuk itu, MPR akan terus menyosialisasikan 4 pilar guna menangkal semua isu yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa tersebut.

"Maka dari itu, Pancasila adalah perekat persatuan bangsa. Lewat sosialisasi 4 pilar MPR akan terus mensosialisasikan demi keutuhan bangsa," tandas Lukman yang merupakan politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). (Bob/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya