Liputan6.com, Pekanbaru - Kabut asap pekat tampaknya tak mau menjauh dari Pekanbaru, Riau. Baru beberapa hari hilang, kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan itu kembali menyelimuti Pekanbaru. Jarak pandang di kota ini kembali memburuk, hanya hitungan ratusan meter.
Pantauan Liputan6.com, kabut asap kiriman dari provinsi tetangga ini mulai berdatangan sejak Jumat 25 September 2015 sore. Sabtu (26/9/2015) pagi, kabut asap kian pekat sehingga membuat kualitas udara berada di level berbahaya.
Alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Jalan Jenderal Sudirman, persisnya di depan Kantor Walikota Pekanbaru, memperlihatkan kadar polusi udara sudah melebihi angka 300 Psi. Angka ini menunjukkan kandungan oksigen di udara kian tipis.
Untuk menghindari berbagai penyakit, sebagian besar pengguna jalan di Pekanbaru menggunakan masker. Lampu utama kendaraan pun dihidupkan untuk menerangi jalan guna menghindari kecelakaan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Sugarin mengatakan, kabut asap pekat juga terpantau di Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu, dan Kota Dumai.
"Jarak pandang paling buruk terjadi di Kabupaten Pelalawan, yaitu 50 meter. Kemudian menyusul Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu dengan jarak pandang 200 meter. Pekanbaru sendiri tak jauh lebih baik dari dua daerah tersebut," ungkap Sugarin.
Menurut dia, asap yang menyelimuti Riau ini murni kiriman provinsi tetangga. Pasalnya, di Riau tidak terpantau titik panas. Hal itu berbeda dengan Sumatera Selatan.
"Di Riau nihil titik panas, sementara di Sumatera Selatan masih dominan di Pulau Sumatera dengan 55 titik panas. Kabut asap hasil kebakaran ini masih berhembus ke Riau," tegas Sugarin.
Kabut asap ini membuat warga kembali resah. "Sejak Minggu lalu, Pekanbaru dan beberapa wilayah lainnya diguyur hujan. Asap hilang sampai Lebaran Iduladha kemarin. Pada Jumat kemarin, asap mulai tampak lagi. Pagi tadi sampai siang ini semakin pekat," ungkap Yandri, warga Pekanbaru.
Dia berharap, hujan kembali mengguyur Pekanbaru. Air dari langit itu ampuh menghapus kabut asap daripada pemadaman yang dilakukan petugas saat ini.
"Kerja pemadam kebakaran hutan dan lahan patut dihargai juga. Mereka sudah bersusah payah memadamkan api, namun yang paling ampuh itu adalah hujan. Tidak ada yang lain, semoga turun," pungkas Yandri. (Bob/Sun)
Sempat Hilang, Kabut Asap Pekat Kembali Selimuti Pekanbaru
Sabtu pagi, kabut asap kian pekat sehingga membuat kualitas udara berada di level berbahaya.
diperbarui 26 Sep 2015, 13:24 WIBDiterbitkan 26 Sep 2015, 13:24 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Miliarder Gautam Adani Kehilangan Rp 872,33 Triliun Imbas Tuduhan Kasus Suap
Tips agar Berat Badan Naik: Panduan Lengkap Menambah Berat Badan Secara Sehat
Toyota Celica Comeback, Siap Meluncur Tahun Depan
Quick Count PPI Pilwalkot Makassar, Data Masuk 90 Persen: Munafri-Aliyah Unggul Telak
7 Momen Duta Sheila On 7 di Mini Soccer Clash, Tak Sengaja Dislengkat Devina Karamoy
Sony bakal Rilis Handheld Gaming Setara Konsol PS5, Siap Tandingi Nintendo Switch?
Manchester United Temukan Kandidat Striker Baru dari Klub Papan Bawah Liga Inggris
Catat, Ini Jenis Kendaraan yang Boleh Beli Pertalite Cs
Brasil Kenalkan RUU untuk Jadikan Bitcoin Cadangan Negara
Sejarah Tari Haka, Produk Budaya Suku Maori Selandia Baru
Momen Presiden Prabowo Subianto Beri Perhatian ke Menkeu Sri Mulyani, Dinilai Terlalu Green Flag
Dwi Andhika Istilahkan Chika Jessica Seperti Rumah, Nyaman dan Berharap Jadi Pelabuhan Terakhirnya