Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu berencana merekrut 100 juta kader bela negara se-Indonesia. Rencana itu akan dimulai pada akhir 2015. Program tersebut, nantinya diikuti seluruh warga negara.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kegiatan bela negara lebih kepada menanamkan sikap disiplin dan menanamkan rasa cinta Tanah Air, terutama bagi anak muda.
"Itu oleh Kementerian Pertahanan dibuat program, tujuannya untuk mendisiplinkan anak-anak kita, revolusi mental juga," kata dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 12 September 2015.
Program bela negara ini, lanjut Luhut, membuat warga negara lebih peka dan menumbuhkan semangat kebangsaan. Nantinya, setiap warga yang mengikuti program bela negara ini akan mendapatkan pelatihan dari kombinasi TNI, Polisi, dan unsur keilmuan yang lain. Materinya pun berbeda-beda dari tiap kategori umur atau pun jenjang pendidikan.
"Ini masih saya koreksi dulu, tapi tujuannya untuk disiplinkan anak anak muda dan membuat kita lebih aware, dan diisi nantinya mungkin ada masalah narkoba teroris dan masalah lainnya," jelas Luhut.
Dia menegaskan, bela negara berbeda dengan wajib militer. "Bentuknya tak seperti wajib militer, ada pelatihan-pelatihan yang nantinya diselenggarakan ke daerah-daerah," tandas Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam rangka mendukung program revolusi mental pemerintahan Kabinet Kerja, Menteri Pertahanan mendeklarasikan Bela Negara sebagai ikon Kemhan. Sebagai implementasinya, Kemhan melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kemhan akan membentuk Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Bela Negara. Pusdiklat Bela Negara dibentuk dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan karakter dan jati diri bangsa Indonesia. (Mvi/Rmn)