Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman Arif Havas mengatakan, saat ini Indonesia tengah bertranformasi dari negara kepulauan jadi negara maritim.
"Visi transisi kita adalah dari negara kepulauan menjadi negara maritim yang kuat," ucap Havas dalam seminar 'Setahun Poros Maritim Dunia: Mau Dibawa Kemana?' di kantor CSIS di Jakarta, Senin (7/12/2015).
Dia menyatakan, untuk menjadi negara maritim yang kuat ada banyak kriteria yang harus dipenuhi Indonesia. Di antaranya memperkuat barisan di laut.
Baca Juga
"Negara maritim itu ukurannya banyak, ada ukuran kapal, jumlah kapal, galangan kapal, lalu Indonesia juga masuk 10 besar pemasok awak kapal dunia," papar mantan Duta Besar RI untuk Belgia ini.
Karena banyak kriteria, Havas menyebut, tujuan ini tak bisa terwujud dalam waktu singkat. Butuh waktu panjang agar Indonesia diakui jadi negara Maritim dunia.
"Ini proses panjang. Tapi kita ada hasil-hasil yang besar juga. Contohnya Pelabuhan Kuala Tanjung terbesar di Selat Malaka, kapal-kapal baru, tol laut dan pengurangan hambatan logistik di pelabuhan Jakarta. Lalu ada pembangunan pelabuhan daerah, artinya negara maritim adalah negara yang mampu menjaga wilayahnya sendiri," pungkas Havas.
Advertisement