Liputan6.com, Nusa Dua - Ancaman dari kelompok radikal seperti ISIS terus terjadi. Kelompok teror tersebut juga menjadi biang keladi serangan berdarah di Paris, Prancis pada November 2015.
Merebaknya tindakan terorisme menjadi sorotan tajam Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut dia, akar permasalahan radikalisme adalah dari negara yang gagal menjalankan demokrasinya.
"Hampir selalu kita bicara tentang ISIS sebelumnya kita bicara tentang Al-Qaeda, 2 hal tersebut merupakan sumber utama terorisme di dunia, tumbuh dari negara yang gagal," ujar Jusuf Kalla dalam pidato pembukaan Bali Democracy Forum di Nusa Dua, Bali, Kamis (10/12/2015).
Pria yang kerap disapa JK itu mengatakan, hal tersebut melihat apa yang terjadi di Irak, Afghanistan, dan Suriah. Negara-negara tersebut, tidak berhasil menjalankan demokrasi sehingga timbul ancaman dari kelompok teroris tersebut
"Kita tahu semua, Afghanistan yang akibat demokrasi tidak berjalan maka timbul invasi dari pada negara besar negara tersebut memiliki struktur yang collapse akibat dari invasi dan kehancuran sistem negara tersebut," tutur dia.
Baca Juga
Begitu juga yang terjadi di Irak dan Suriah. Akibat ingin menegakkan demokrasi dengana kekerasan dan invasi, maka terjadi lah kegagalan. Hingga datanglah kelompok yang kemudian berpikiran radikal ekstrem dan timbul terorisme.
Oleh sebab itu, dia berharap ke depannya tidak ada lagi negara yang menjalankan demokrasi dengan kekerasan. Sebab, jika demokrasi berjalan baik maka masalah terorisme akan teratasi.
"Tiap hari kita dengar tentang terorisme dan radikalisme ISIS dan sebagainya hal itu tentu menggambarkan upaya kita bagaimana demokrasi bekerja juga di samping sebagai sistem pemerintahan bagaimana demokrasi dapat mengatasi hal-hal seperti kemiskinan ketimpangan dan teroris," ujar JK.
"Kita harap bahwa dalam pertemuan (BDF) secara bersama mencari cara yang terbaik bagaimana pelaksanaan demokrasi di masing-masing negara dengan solusi yang beda yang kita hadapi," pungkas Jusuf Kalla.