Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini mengundang beberapa tokoh agama yang tergabung dalam Persatuan Gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) di Istana Merdeka, Jakarta.
Ketua Umum PGI Henriette Tabita Lebang mengimbau agar masyarakat yang merayakan Natal tetap mengutamakan kesederhanaan, sesuai ajaran agama yang menjadi panutannya.
"Ini juga bagian imbauan kami supaya kita merayakan Natal itu dalam sukacita. Tetapi dalam semangat kesederhanaan, apa yang kami sebut dengan keugaharian," kata dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/12/2015).
"Sehingga tidak harus kita pesta besar-besaran, apalagi kalau menghamburkan banyak hal," sambung Henriette.
Dia menjelaskan, Yesus Kristus saat lahir juga dalam bentuk kesederhanaan, lahir dalam kandang. Perayaan memang harus sukacita dan hikmat, namun disarankan tidak berlebihan hingga menimbulkan kegaduhan.
Baca Juga
Menurut Henriette, sebagai negara yang menganut sistem toleransi antar-umat beragama, perayaan Natal harus tetap mementingkan kondisi lingkungan dan menghargai umat yang tidak merayakan.
"Jadi ini kami harapkan bahwa perayaan Natal dilakukan dengan hikmat dan menghargai umat lain yang mungkin tidak merayakan Natal. Tetapi kita melihatnya juga sebagai bagian dari keluarga Allah," ucap Henriette.
Jaminan Aman
Ketua PGI Bambang H Widjaya mengatakan, Jokowi berupaya agar perayaan Natal yang akan berlangsung beberapa hari lagi berjalan aman dan hikmat.
"Ada hal implisit tentang perayaan Natal, beliau (Presiden) sampaikan upaya pemerintah untuk menjamin keamanan Natal dan Tahun Baru akan berjalan kondusif. Ada jaminan pemerintah, Natal dan Tahun Baru aman," kata dia.
Bambang menyambut positif apa yang dijanjikan Jokowi tersebut. Mengingat belakangan ada beberapa isu teror di beberapa negara. Pihaknya pun akan menyampaikan apa yang dijanjikan presiden itu kepada umatnya.
Advertisement