Perwira Polisi Dimaki, Pemuda NTT Laporkan Anggota DPR ke MKD

Adnan menyatakan, seharusnya MKD tidak perlu menunggu laporan dari masyarakat terkait kasus makian tersebut.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 30 Des 2015, 15:44 WIB
Diterbitkan 30 Des 2015, 15:44 WIB
20151105- Gedung Nusantara DPR RI-Jakarta- Johan Tallo
Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta, Rabu (4/11/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Polemik yang melibatkan perwira polisi di lingkungan Direktorat Reserse Narkoba Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) Ajun Komisaris Besar Albert Neno, dengan anggota DPR Herman Herry terus berlanjut.

Forum Pemuda dan Mahasiswa Nusa Tenggara Timur (FPM NTT) melaporkan Herman Herry ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Politikus PDIP itu dianggap melanggar kode etik anggota dewan.

"Kita ingin desak MKD agar proaktif melihat persoalan Herman Hery," kata Ketua FPM NTT Muhammad Adnan di Sekretariat MKD, Senayan, Jakarta, Rabu (30/12/2015).

Adnan menyatakan, pihaknya melaporkan ke MKD setelah Albert Neno‎ melaporkan Herman Herry ke Polda NTT. Neno melaporkan Herman karena tidak terima dimaki.

Adnan menambahkan, seharusnya MKD tidak perlu menunggu laporan dari masyarakat terkait kasus Herman Hery tersebut. Sebab, apa yang dilakukan Herman dinilai sudah masuk ranah hukum.


"Tadi kami sudah buat surat, buat kronologis. Bisa dilihat. Kami kepentingannya jangan sampai wakil kita seperti ini kelakuannya. Kami harapkan MKD cepat menangani," ujar Adnan.

Perseteruan Albert Neno dengan Herman bermula ketika malam Natal 25 Desember. Neno mendapat telepon dari seseorang yang mengaku bernama Herman Herry.

"Selamat malam, selamat Natal. Begitu saya membuka perbincangan telepon karena malam itu malam Natal," tutur Neno Selasa 29 Desember.

Namun, bukan balasan serupa yang dia terima. Suara di balik telepon langsung memaki dan mengumpat. Nadanya tinggi.

"Eh..., saya Herman Herry, kenapa kamu tutup usaha saya," kata Neno menirukan makian suara di balik telepon itu.

Neno tidak mengerti usaha yang dimaksud orang yang mengaku anggota DPR tersebut. Namun, sepanjang makian meluncur baru dia memahami bila hal itu terkait dengan operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang digelar satuan gabungan Polda NTT, yaitu operasi minuman keras, dari 6 hingga 20 Desember 2015.

Tidak hanya itu, orang di balik telepon itu juga menantang Neno untuk datang ke sebuah hotel. "Bawa senjata kamu lengkap, saya habisi kamu," Neno menirukan ancaman yang diterimanya.

"Kamu kasih tahu Dir-mu (Direktur Reserse Narkoba) saya laporkan Propam dan Kapolri, biar kamu dicopot," ujar Neno menambahkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya