Teriakan hingga Lagu Iwan Fals Saat Razia Pengamen di DKI

Seorang wanita yang mengaku salah satu orang tua pengamen, meminta anaknya dilepaskan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 31 Des 2015, 07:29 WIB
Diterbitkan 31 Des 2015, 07:29 WIB
Gelandangan dan pengemis mudik
Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta memulangkan gelandangan dan pengemis ke kampung halaman masing-masing. (Liputan6.com/ Audrey Santoso)

Liputan6.com, Jakarta - Menutup tahun 2015, Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta menggelar penjangkauan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di beberapa kawasan di DKI Jakarta.

Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Dinsos DKI Jakarta Masrokhan. Kegiatan ini melibatkan ratusan orang petugas yang terdiri dari personil petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polri, dan TNI.

"Jelang tahun baru, yang jadi tradisi adalah munculnya permasalahan PMKS, terutama PMKS di Jakarta yang semakin kompleks," ujar Masrokhan di lokasi, Rabu 30 Desember 2015.

Meski baru sebentar menggelar razia malam itu, pantuan Liputan6.com, petugas gabungan berhasil menangkap 10 orang PMKS, yang kebanyakan adalah pengamen tanpa identitas.

 



10 Orang itu pun digelandang ke gedung Dinsos DKI di Jalan Gunung Sahari II, Sawah Besar, Jakarta Pusat, menggunakan mobil Dinsos.

Tiba di dinsos, para PMKS itu tidak langsung diturunkan. Hal itu sontak membuat mereka berteriak.

"Keluarkan kami. Panas di sini pak. Kami ini juga manusia lho," teriak salah satu pengamen.

Seorang wanita yang mengaku salah satu orangtua pengamen, meminta anaknya dilepaskan. Saat berbincang dengan anaknya melalui terali di dalam mobil, ibu itu menangis.

Suasana pun menjadi ramai. Anak-anak itu memukul-mukul mobil agar dibebaskan. "Woi keluarin woi," teriak mereka sambil menggedor dinding mobil yang membuat goyang kendaraan Dinsos berwarna biru itu.

Entah merasa tak digubris atau lelah, para pengamen itu pun menyanyikan lagu Iwan Fals berjudul Sumbang.

"Apakah selamanya politik itu kejam? Apakah selamanya dia datang tuk menghantam? Ataukah memang itu yang sudah digariskan? Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak-hak sewajarnya. Maling teriak maling, sembunyi balik dinding, pengecut lari terkencing-kencing," nyanyi mereka dengan gitar akulele yang belum disita petugas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya