Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengungkap identitas salah satu teroris di Jakarta yang menggunakan topi, berkaos hitam, dan celana jeans adalah Sunakim alias Afif. Dia merupakan residivis kasus terorisme.
"Afif pernah dipenjara karena kasus terorisme di aceh. di LP Cipinang, dia bertemu dengan Aman Abdurrahman yang dipenjara dalam kasus bom Cimanggis tahun 2003. Saat ini Aman berada di LP Nusakambangan," ujar pengamat terorisme, Al Chaidar di Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Menurut dia, para pelaku tidak satupun yang pernah ke Suriah. Namun mereka mendukung kelompok ISIS.
"Mereka dipimpin oleh Bahrun Naim yang saat ini berada di Aleppo, Suriah. Mereka biasanya berkomunikasi via aplikasi Telegram dan Whatsaap," imbuh dia.
Baca Juga
Kelompok ini, lanjut Al Chaidar, merupakan jaringan baru Salafi. Jaringan ini merupakan pecahan dari Jamaah Anshorut Tauhid, yang kemudian pecah menjadi Jamaah Anshorud Daulah dan Jamaah Anshorul Khilafah.
"Saat ketiga organisasi itu bubar, mereka membentuk jaringan kecil, yang sebagiannya mendukung gerakan ISIS."
Menurut Al Chaidar, karena tidak memiliki dana yang besar, teror di Jakarta hanya menggunakan bahan peledak berkekuatan rendah, dan menyasar polisi atau orang asing di keramaian. "Mereka mendanai aksi ini secara mandiri, dan tidak mencari biaya dari jaringan teroris di luar negeri atau dengan merampok bank," ungkap dia.
Al Chaidar membenarkan bahwa aksi ini atas perintah Bahrun Naim, yang sedang bersaing untuk menduduki jabatan komandan regional ISIS di Asia Tenggara.
"Persaingan itu bukan dengan kelompok Filipina, melainkan dengan Aman Abdurrahman, yang saat ini berada di LP Nusakambangan," pungkas Al Chaidar.