Liputan6.com, Jakarta - Rencana Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memasang 6.000 CCTV di titik-titik keramaian Ibu Kota belum terlaksana. Padahal, jika ribuan kamera pengawas itu terpasang, polisi akan sangat terbantu dalam hal maksimalisasi keamanan kota yang dihuni lebih dari 12 juta jiwa ini.
"Khusus (pengamanan) di ruang publik, saya minta pada pemda (pemerintah daerah) dengan Pak Ahok agar program beliau yang 6.000 CCTV dibuat (direalisasikan)," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian usai memantau kegiatan simulasi penanganan teror bom di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (5/2/2016).
Baca Juga
Mantan Kepala Densus 88 Antiteror itu juga meminta pusat pengendali CCTV Pemprov DKI memberikan akses koneksi gambar kepada pihak kepolisian agar dapat turut memonitor 'lapangan'.
"Juga dibuat pusat komando pengendalinya, termasuk kami diberikan koneksi. Sehingga kami juga bisa mengakses 6.000 CCTV di Jakarta," sambung Tito.
Jenderal bintang 2 itu mencontohkan pentingnya pemasangan CCTV, yaitu dalam kasus teror Jakarta 14 Januari 2016 lalu. Kamera pengawas yang terpasang di Gedung Jaya, Jalan MH Thamrin, dinilai sangat membantu polisi dalam memahami kronologi penyerangan secara menyeluruh.
"Kenyataannya dalam kasus kemarin (teror Jakarta), CCTV Gedung Jaya luar biasa. Gambaran (peristiwa) menyeluruh bukan dari saksi, bukan dari anggota di sana. Gambaran menyeluruh ketika melihat CCTV," tandas Tito.