Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serius ingin membongkar kawasan prostitusi Kalijodo. Dia juga berencana memulangkan para pekerja seks komersial (PSK) yang rata-rata bukan warga asli Jakarta.
Namun, rencana pria yang karib disapa Ahok itu tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Para PSK di Kalijodo kabarnya mengajukan sejumlah syarat jika Ahok ingin menggusur tempat kerja mereka. Salah satunya, mereka minta solusi lapangan pekerjaan.
Sang gubernur pun menanggapinya dengan santai. Dia bahkan menawarkan para PSK bekerja sebagai petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk Pemprov DKI Jakarta. Namun, Ahok tak yakin mereka bersedia.
"Sekarang mau kerja apa? Kerja PPSU mau nggak? Mana mau kerja yang capek lu," ucap Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa (16/2/2016).
Baca Juga
Dia menyatakan, tidak memiliki kepentingan dengan para PSK di Kalijodo. Apalagi mereka rata-rata bukan warga asli Jakarta. Ahok hanya ingin mengembalikan fungsi kawasan Kalijodo yang berdiri di atas jalur hijau.
Namun, terkait rencana Kementerian Sosial yang bersedia memberikan dana Rp 5 juta bagi setiap PSK Kalijodo untuk bekal usaha, Ahok mengaku setuju. "Itu dari Kemensos, mungkin. Oke saja," ucap dia.
Ogah ke Kalijodo
Ahok mengaku serius akan membersihkan kawasan prostitusi Kalijodo. Pihaknya akan memberikan Surat Peringatan (SP) 1, 2, dan 3 sebelum akhirnya dibongkar.
"Di sana kasih SP 1, 2, 3 bongkar. Kalau nggak mau direlokasi ya paksa. Muncikarinya semua geser dulu," ucap Ahok.
Meskipun saat ini baru diberikan SP 1, pintu masuk Kalijodo sudah dijaga sejumlah aparat. Menurut Ahok, penjagaan dilakukan agar tidak ada yang masuk kawasan tersebut pada malam hari, selain warga Kalijodo asli.
"Ya nggak apa-apa, boleh dong. Ngapain lu masuk situ malam-malam kalau bukan KTP situ," kata dia.
Namun, Ahok ogah meninjau lokalisasi yang sudah berdiri sejak 1930-an itu. "Ngapain ke sana (Kalijodo), mau aku nginep tengah malem?" kata Ahok ketus.
Advertisement