Menteri Marwan Kesal Ketinggalan Pesawat, Ini Penjelasan Garuda

Penerbangan GA204 CGK-JOG diberangkatkan sesuai jadwal keberangkatan pukul 08.05 WIB

oleh Tanti YulianingsihIlyas Istianur Praditya diperbarui 25 Feb 2016, 12:08 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2016, 12:08 WIB
Pesawat Garuda Indonesia
(Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar menyatakan kekesalannya terhadap Garuda Indonesia. Jadwal kunjungan kerjanya ke Yogyakarta berantakan gara-gara ketinggalan pesawat dan terjebak delay.

"Evaluasi Garuda. Proteksi negara terhadap Garuda ini sudah luar biasa besar, namun kok kinerjanya minta ampun jelek," ujar Menteri Marwan di depan para akademisi, pejabat daerah, dan pejabat kementerian/lembaga lain dalam Seminar Peta Desa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu 24 Februari 2016 dalam keterangan tertulisnya kepada media.

Menteri Marwan menambahkan, proteksi terhadap Garuda yang sangat besar bahkan telah memgakibatkan banyak program unggul lainnya terabaikan. Ia mencontohkan ketika sebuah maskapai penerbangan swasta hendak menanamkan investasi hingga Rp 5 triliun di Lebak, Banten untuk membangun bandara. Proyek ini akhirnya digagalkan gara-gara untuk memproteksi Garuda.

Marwan menuturkan, pesawat Garuda Jakarta menuju Yogyakarta pada Rabu kemarin mengalami delay hampir 2 jam, sehingga banyak agenda bertemu dengan masyarakat desa dan akademisi Yogyakarta tertunda, bahkan dibatalkan.

"Garuda evaluasi karena bisa menghambat kerja cepat membangu desa. Peta desanya ada di Lebak kalau dibuat badara modern maka pertumbuhan ekonominya akan pesat. Ini dianaktirikan, gara gara mempertahankan Garuda. Tapi Garudanya bobrok," ucap Marwan.

Marwan juga meminta Menteri BUMN untuk mengganti Direksi Garuda Indonesia.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar (tengah) saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Jakarta, (22/2). (Sigit Purwanto/Humas Kemendes PDTT)

Tanggapan Garuda

VP Corporate Communication Garuda Indonesia Benny S Butarbutar menjelaskan, sesuai dengan data pembukuan dan informasi, penumpang VIP terdaftar pada GA204 CGK-JOG pukul 08.05 WIB.

"Sampai panggilan terakhir terhadap penumpang pukul 08.00 WIB, penumpang VIP tersebut belum diketahui posisinya," terang Benny, Kamis (25/2/2016).

Benny menuturkan, pada pukul 08.00 WIB, petugas harus melakukan boarding gate dan pengecekan kembali terhadap Check in Counter Premium maupun area check in di Terminal 2F, dan masih belum ada berita keberadaan penumpang VIP tersebut. Sementara penumpang yang lain sudah berada di dalam pesawat, sehingga harus sudah berangkat terbang.

Penerbangan GA204 CGK-JOG diberangkatkan sesuai jadwal keberangkatan pukul 08.05 WIB. Saat itu baru diketahui penumpang VIP tersebut baru tiba di Terminal VIP Room Terminal 1.

Untuk mengakomodir penumpang VIP tersebut, manajemen Garuda Indonesia lantas membantu melakukan pengalihan pada penerbangan selanjutnya yakni GA206 pukul 10.05 WIB dengan menggunakan pesawat pengganti.

Pada saat persiapan pesawat GA206 dengan registrasi PKGEH, ditemukan gangguan teknis di bagian pintu depan dan memerlukan waktu perbaikan yang cukup lama, sehingga diputuskan melakukan pergantian pesawat dengan menggunakan registrasi PKGFO.
 
Benny mengatakan, proses pergantian pesawat memerlukan waktu untuk memindahkan penumpang, bagasi, kargo, katering serta kebutuhan lainnya dari pesawat PKGEH ke PKGFO, sehingga pesawat mengalami delay sekitar 1 jam dan pesawat akhirnya baru dapat berangkat  pukul 11.05 WIB.


(Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Benny menyatakan, sehubungan dengan keterlambatan GA206 selama 1 jam, Garuda Indonesia menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya. Gangguan teknis baru diketahui menjelang keberangkatan. Garuda Indonesia juga selalu menjalankan delay management sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri Perhubungan.

Mengenai kerugian yang disampaikan Marwan, Benny mengaku Garuda Indonesia ‎memang pernah merugi secara finansial tahun 2014. Namun pada tahun 2015 berhasil rebound dengan meraih laba bersih US$77,9 juta atau Rp 1 triliun lebih. Bahkan sejak 2007 hingga 2013 mengalami keuntungan signifikan sebagaimana dilaporkan oleh KAP dan disampaikan ke publik.

Selain itu, sejak deregulasi penerbangan sipil komersial di Indonesia, tidak ada proteksi apapun yang diberikan ke maskapai tertentu, apalagi Garuda Indonesia adalah perusahaan BUMN Persero Tbk.

"Satu hal lagi, Garuda Indonesia adalah satu-satunya maskapai di Indonesia yang terdaftar sebagai operator IOSA (IATA Operasional Safety Audit) yang terbukti memenuhi semua persyaratan industri penerbangan sipil global dengan dilakukannya audit badan independen secara berkala," jelas Benny.

Garuda Indonesia juga telah menerima berbagai penghargaan, termasuk Skytrax 5 Stars, World Best Cabin Crew, dan Skytrax ranking 8 dari World Best Airlines yang menandakan kinerja operasional dan standar mutu layanan sangat baik pada persaingan global.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya