Kapolda Metro: Kulit Kabel di Gorong-gorong Hasil Curian 2015

Berdasarkan laporan di kepolisian, jumlah kabel yang disita polisi dari 4 pencuri itu cukup banyak dan dihargai Rp 40 ribu per meter.

oleh Audrey Santoso diperbarui 04 Mar 2016, 21:07 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2016, 21:07 WIB
20151013-Tito-Karnavian
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Tito Karnavian (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi pernah meringkus 4 orang, terkait kasus pencurian kabel listrik milik PLN pada 2015. Para pencuri itu sehari-hari bekerja sebagai pemulung di sekitar Istana.

Mereka mengetahui ada kabel listrik yang tembaga di dalamnya mengandung nilai jual. Alhasil, mereka nekat masuk ke gorong-gorong, memotong dan mencurinya.

"Di 2015, tim kita sudah memeriksa di Polsek Gambir, itu ada 4 orang yang ditangkap. Kasusnya yaitu pemulung-pemulung yang melakukan, masuk ke dalam gorong-gorong itu," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian di Mapolda Metro Jaya, Jumat (4/3/2016).

"Kemudian mereka mengambil batang-batang dan mengupas kabel-kabel lama PLN tadi," sambung dia.

Tito menjelaskan, pencurian ini terjadi lantaran jarang ada pihak yang mengecek kondisi gorong-gorong. Jajaran Polsek Metro Gambir mengungkap pencurian kabel listrik ini pada awal 2015.

"Memang di situ jarang dicek. Karena memang di bawah tanah. Bayangkan coba setiap hari dilakukan, itu cukup banyak," kata dia.

Menurut Tito, berdasarkan laporan yang diterima, jumlah kabel yang disita polisi dari 4 pencuri itu cukup banyak dan dihargai Rp 40 ribu per meter.


"Dulu itu pernah disita, Januari 2015 di Polsek Gambir ada puluhan batang dan memang sudah dipotong 1 meteran. Padahal 1 meter tembaga 1 kilogram nilainya Rp 40 ribu," terang dia.

Tito berpendapat, bagi warga yang hidup di tengah himpitan ekonomi, mencuri kabel listrik di saluran air di gorong-gorong memang memberikan keuntungan yang menggiurkan.

Berdasarkan pengalaman tersebut, Tito menduga, penyebab banyaknya tumpukan kulit kabel di gorong-gorong, sisa proyek pembangunan yang tak dirapikan dan menjadi incaran maling kabel.

"Jadi dugaan kita sementara, barang-barang ini adalah sisa jaringan lama yang masih memiliki nilai ekonomis. Kemudian diambil, dengan kata lain dicuri oleh orang-orang tertentu, kelompok tertentu seperti 2015," kata dia.

"Kemudian dipotong-potong bungkusnya, ditinggalkan, karena diambil tidak ada gunanya," sambung jenderal bintang dua ini.

Baru-baru ini jajaran Pemprov DKI Jakarta menemukan belasan truk kulit kabel di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Persisnya di depan gedung Kementerian ESDM. Pembungkus kabel ini diduga menjadi biang kerok banjir di Ibu Kota, dan ada pihak yang sengaja melakukan ini.



*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya