Fahri Hamzah: PKS Jangan Lupa, Suara Saya Tertinggi

Fahri Hamzah mempertanyakan alasan mengapa dia dipecat dari keanggotaan PKS.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 04 Apr 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2016, 14:30 WIB
20160404-Fahri-Hamzah-Jakarta-JT
Fahri Hamzah memberikan keterangan pers terkait pemecetan dirinya (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memecat Fahri Hamzah dari keanggotaannya di partai. Fahri menegaskan tidak mengerti apa kesalahannya sehingga dipecat sebagai kader PKS.

"Saya terus terang belum mengerti apa yang dituduhkan kepada saya karena dalam 2 kali sidang yang saya hadiri, saya sudah berkirim surat meminta keterangan apa yang terjadi. Lalu hari ini tiba-tiba ada rilis resmi di website partai, muncul dokumen-dokumen yang saya minta dan belum pernah saya terima," kata Fahri di DPR, Senin (4/4/2016).

Fahri menjelaskan, dia diundang pimpinan partai pada September 2015 untuk menjelaskan kontroversi yang kerap dibuatnya. Kemudian dia diminta mundur dari posisi sebagai Wakil Ketua DPR.

"Jangan lupa saya dipilih karena suara saya tertinggi. Jadi saya minta waktu, bahwa ini adalah keputusan penting terlebih-lebih di hadapan Tuhan, Allah atas apa yang diberikan kepada saya. Karena saya minta waktu, saya dikasih waktu. Usia saya di partai cukup lama, saya hadir dari gerakan-gerakan partai, dari fase rumit partai," kata dia.

Fahri Hamzah mengatakan, dari pertemuan kedua, ada operasi lain di luar partai hingga kemudian dia dievaluasi. Evaluasi sebagai kader dan anggota Fraksi PKS di DPR.

"Sampai kemudian 9 Januari, kader ingin Fahri dicopot. Siapa yang meminta Fahri ini dicopot, kader mana, mana pernyataannya? Muzamil dan Mardani. Pertanyaan saya, apa masalahnya sampai saya dipecat dari seluruh jenjang keanggotaan. Dari 2 dialog tadi, malah mengatakan saya tidak disiplin," kata dia.

PKS memecat Fahri Hamzah dari keanggotaan partainya. Partai itu kecewa dengan sikap Fahri yang tak sejalan dengan partai.

Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan sebenarnya dia sudah mewanti-wanti Fahri Hamzah agar bertindak sesuai keputusan partai. Apalagi Fahri menjabat sebagai Wakil Ketua DPR.

Setelah memberikan arahan agar bertindak seusai kebijakan partai, kata Sohibul, Fahri mencatat dan menerima masukan tersebut. Ia juga berjanji beradaptasi dengan arahan-arahan itu.

"KMS, WKMS, dan Presiden PKS pun gembira dengan respons Fahri dan optimistis Fahri dapat menjalankan tugasnya sebagai kader PKS dalam posisinya sebagai Wakil Ketua DPR RI sesuai arahan, visi, dan misi partai," kata Sohibul dalam situs resmi PKS.

Namun, berselang 7 pekan dari 1 September 2015 semenjak Fahri Hamzah mendapat arahan langsung dari pimpinan partai, ujar dia, ternyata pola komunikasi politik Fahri tetap tidak berubah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya