Kaum Ibu Jadi Pagar Betis Penolakan Penertiban Pasar Ikan

Empat eskavator terparkir menunggu lampu hijau penertiban.

oleh Muslim AR diperbarui 11 Apr 2016, 08:56 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2016, 08:56 WIB
20160411-Warga Pasar Ikan Gelar Doa Bersama di Tengah Penggusuran-jakarta
Seorang ibu tampak bersedih saat mengikuti doa bersama jelang penertiban permukiman Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta, Senin (11/4). Mereka berdoa dengan khusuk di antara gang sempit, dengan menggelar terpal. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, menolak untuk pindah jelang penertiban Senin pagi ini. Beberapa kaum ibu terlihat menjadi pagar betis di barisan penolakan relokasi.

Pantauan Liputan6.com di lokasi kejadian, sekitar 50-an kaum ibu duduk di baris depan menghadang langkah Satpol PP yang akan menertibkan kawasan tersebut. Tidak sedikit dari mereka meneteskan air mata sembari terus berdoa.

Sepanjang aksinya, para ibu terus menerus melafalkan doa-doa seperti Tahlil dan Tahmid. Sementara kaum pria berada di belakang para ibu yang duduk.

"Kami tidak akan melawan aparat, kami rugi lawan aparat. Tapi, kami tidak akan pindah. Langkahi dulu mayat kami," pekik Upi Lukita, Koordinator warga Pasar Ikan, melalui pengeras suara, Senin (11/4/2016).

Sementara itu, ratusan petugas Satpol PP berbaris menggunakan tameng, helm, dan tongkat. Sementara polisi berada di lapisan kedua pengamanan.

Kapolsek Penjaringan Ajun Komisaris Besar Ruddy Setiawan mengatakan, pihaknya hanya menjalankan tugas dalam penertiban yang akan dilakukan hari ini.

"Kami hanya menjalankan tugas, untuk warga yang tidak menerima silakan ke PTUN," ujar Ruddy melalui pengeras suara.

Sementara itu terdapat 4 eskavator yang bersiaga di dekat Pasar Ikan, menunggu lampu hijau untuk bergerak meratakan kawasan tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya