Fadli Zon: Ahok Tak Berani Debat soal Sumber Waras karena Salah

Fadli menantang Ahok debat di depan publik, karena dia menilai Gubernur DKI itu tak pernah terbuka soal pembelian lahan RS Sumber Waras.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 16 Apr 2016, 23:42 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2016, 23:42 WIB
20151012-Fadli Zon-Jakarta
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mendatangi KPK, Jakarta, Senin (12/10/2015). Fadli Zon ingin bertemu dengan pimpinan KPK sebagai President Global Organization of Parliamentarians Against Corruption. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menantang Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk duduk berdiskusi bersama. Baginya, pembelaan Ahok hanyalah drama yang dibuat-buat untuk menutupi tindakannya yang merugikan negara.

"Saya ingin berhadapan sama Ahok (dialog). Baru menarik. Kalau tidak kita nyanyi sendirian. Berani enggak dia debat di publik? Dia enggak berani karena salah," ucap Fadli di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/4/2016).

Dia juga meminta Ahok mempertanggungjawabkan masalah yang menjeratnya itu. Termasuk sikap Ahok yang menyebut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berbohong.

"Tak perlu jadi ahli hukum dulu untuk paham ini. Dalam pembelian ini telah terjadi tindak pidana korupsi. Saya bukan mendoakan. Tapi dia (Ahok) memang harusnya segera memakai rompi oranye," Fadli menegaskan.

Dia pun menantang Ahok berdebat terbuka di depan publik, karena dia menilai mantan rekan di Partai Gerindra itu tak pernah mau terbuka soal pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.

"Kita sudah berdebat di beberapa forum. Dan tim Ahoknya maupun Ahok enggak pernah bicara subtansi. Saya enggak keras (ke Ahok)," Fadli menambahkan.

Dia juga menyatakan bahwa salah jika ada pihak yang tidak percaya ke BPK. "Jelas ada kerugian negara, BPK katakan itu. Kalau kita tak percaya ke BPK harus percaya ke siapa? Sudah seharusnya ada suatu konklusi di kasus ini," ujar Fadli.

Ada Kekuatan Politik?

Kisruh dugaan korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras masih belum menemukan titik terang. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga saat ini masih melakukan tahap penyelidikan dan mengaku belum memiliki bukti kuat untuk menetapkan tersangka kasus tersebut.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengaku ragu dengan lembaga pimpinan Agus Rahardjo itu dalam mengusut kasus RS Sumber Waras. Dia menduga KPK bisa saja menjadi alat kekuasaan untuk menutupi tindakan korup penguasa.

"Saya enggak tahu, tapi kan KPK bisa jadi alat kekuasaan juga. Risikonya masyarakat akan bertanya-tanya. Padahal ini sudah jelas," kata Fadli di Cikini, Jakarta Timur, Sabtu (16/4/2016).

Dia menilai gerak KPK dalam menangani kasus RS Sumber Waras terkesan lambat. Padahal, menurut dia, pimpinan KPK terdahulu sudah mengisyaratkan bakal ada tersangka dalam kasus itu.

"Pemimpin dulu bilang pasti jadi tersangka. Yang sekarang aneh kok lambat. Kalau belum selesai jangan bikin pernyataan," Fadli menegaskan.

Lambannya kerja KPK, menurut Fadli, terlihat dari pernyataan pimpinan lembaga antirasuah yang menyebut belum ada indikasi korupsi dalam pembelian lahan ini. Hal itu berbanding terbalik dengan laporan hasil pemeriksaan BPK, yang menemukan adanya kerugian negara hingga Rp 191 miliar itu.

"Ini apa? Ahli psikologi atau komisioner. Ini bisa merusak KPK dan sistem hukum kita. Karena orang ini sudah jelas pada pimpinan lalu ada tindak pidana korupsi," ucap politikus Partai Gerindra itu.

Dia pun menduga polemik itu terus berkepanjangan karena adanya kekuatan politik yang melindungi dalang dari kasus itu.

"Harusnya enggak ada polemik tinggal kesimpulan. Kesimpulan korupsi. Dan pelaku perlu ditangkap. Tapi karena ini muter-muter, ini ada kekuatan politik," kata Fadli.

Ia juga mengaku heran, mengapa hingga saat ini KPK terlihat sulit meningkatkan status penyelidikan menjadi penyidikan. Padahal, BPK telah mengatakan kalau pembelian lahan tersebut tak sesuai dengan prosedur.

"Ini kalau pro-kontra terus dibiarkan akan terus membesar. Perlu ada penegakan hukum. BPK kan auditor negara. Karena BPK bilang ada kerugian negara, maka sudah seharusnya ada konklusi kasus ini," sebut Fadli.

Untuk menindaklanjuti kasus itu, Fadli mengatakan dalam waktu dekat ini ia dan anggota Komisi III DPR akan menyambangi BPK pada Senin 18 April mendatang.

"Saya kira kawan Komisi III akan datang ke BPK untuk meminta info terkait dengan Sumber Waras. Saya sendiri hari Senin akan ke sana untuk melihat langsung," Fadli Zon memungkasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya