Kebakaran Pabrik Mebel Jokowi Hanguskan Ribuan Meter Kubik Kayu

Hingga pukul 20.45 WIB, api masih berkobar di bangunan unit produksi yang terletak di bagian utara.

oleh Fajar Abrori diperbarui 19 Apr 2016, 22:01 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2016, 22:01 WIB
Reza Kuncoro/Liputan6.com
Pabrik mebel milik Jokowi terbakar (Reza Kuncoro/Liputan6.com)

Liputan6.com, Solo - PT Rakabu Sejahteras, perusahaan mebel milik keluarga Presiden Joko Widodo atau Jokowi  terbakar. Akibat amukan si jago merah, ribuan meter kubik kayu di gudang pabrik tersebut ludes.

Pantauan Liputan6.com, kobaran api masih terlihat di pabrik yang terletak di sentra industri mebel dan kerajinan Asmindo Solo Raya di Dukuh Nosari, Desa Sambirembe, Kalijambe, Sragen.

Hingga pukul 20.45 WIB api masih berkobar di bangunan unit produksi yang terletak di bagian utara.

Salah satu keluarga Presiden Jokowi, Arif Budi yang juga selaku Direktur Operasional PT Rakabu Sejahtera juga terlihat di lokasi kebakaran. Adik ipar Jokowi itu terlihat sibuk berkoordinasi dengan para pegawai di pabrik.

Menurut Arif Budi, api membakar dua gedung bangunan pabrik, yakni gudang satu dan gudang dua. Kebakaran pertama kali diketahui muncul dari gudang satu yang merupakan tempat pengeringan kayu.

"Gudang satu itu ada mesin oven untuk pengeringan kayu. Di gedung satu semua ludes terbakar. Sedangkan di gedung dua hanya sebagian yang terbakar," kata Arif di lokasi kebakaran, Selasa malam (19/4/2016).

Akibat kebakaran tersebut, kayu yang berjumlah sekitar 800 sampai 1.000 meter kubik di bangunan gudang satu terbakar.

"Untuk jumlah kerugiannya belum tahu. Nanti akan diaudit terlebih dahulu," ucap dia.

Arif menambahkan, pabrik tersebut merupakan pabrik pengolahan kayu untuk menjadi barcore. Di kawasan tersebut terdapat enam gedung bangunan. Akan tetapi yang dilalap si jago merah terdapat dua bangunan di sisi utara.

"Ini kan pabrik barcore. Yang terbakar iru yang unit produksi barcore," sebut dia.

Disinggung apakah pabrik tersebut milik Jokowi, Arif tegas menyangkal. Menurut dia, pejabat publik tidak mungkin punya pabrik.

"Kalau dulu yang mendirikan memang Mas Jokowi. Tetapi setelah menjadi Wali Kota Solo terus diserahkan untuk dikelola secara profesional," ujar Arif.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya