Liputan6.com, Jakarta - Tawuran antarwarga kembali terjadi di kawasan Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Perkelahian massal yang melibatkan warga Kebon Singkong dengan Cipinang Jagal ini bahkan sempat mengakibatkan perjalanan kereta rel listrik atau Commuter Line rute Manggarai-Bekasi terganggu.
"PT KCJ meminta maaf atas terhambatnya perjalanan KRL lintas Bekasi-Manggarai dampak tawuran warga di wilayah jalur rel KM 14 antara Cipinang-Klender," ucap Humas PT KCJ, Eva Chairunnisa, Jakarta, Senin (25/4/2016).
Eva menambahkan, tawuran tersebut terjadi sejak sore tadi sekitar pukul 17.50 WIB. Bahkan hingga menjelang pukul 20.00 WIB, dua jalur pada lintasan kereta tersebut belum dapat dilalui KRL karena masih banyak terdapat kerumunan warga. Namun, info terakhir menyebutkan KRL mulai dapat bergerak.
Baca Juga
"PT KCJ sangat menyayangkan kondisi tersebut karena berimbas pada perjalanan KRL lintas Bekasi. Ke depannya diharapkan melalui masyarakat dapat menyadari untuk tidak melakukan aktivitas apapun di wilayah jalur rel yang dapat mengganggu keselamatan dan keamanan perjalanan KRL," ujar Eva.
Karena itu, Eva mengimbau bagi para pengguna jasa KRL untuk tetap memperhatikan keselamatan dan keamanannya dengan tidak memaksakan diri untuk naik apabila KRL sudah sangat padat.
"Penumpang diharapkan dapat menunggu KRL selanjutnya mengingat antrean KRL imbas dari tawuran warga terjadi pada jam sibuk," Eva menjelaskan.
Tawuran warga juga berdampak pada arus lalu lintas yang ada di sekitar lokasi. ‎Seperti yang terjadi di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Jakarta Timur. Arus lalu lintas di jalan tersebut nyaris tak bergerak. Pengguna jalan pun diimbau agar mencari jalan alternatif.
"Dari depan perlintasan kereta api di Cipinang jalan yang mengarah ke Pondok Kopi sudah ditutup. Tadi juga ada warga yang bilang mending putar balik pak daripada nanti mati lho," ujar salah satu warga, Mihardi (29) di sekitar lokasi.
Mihardi menambahkan, para pengendara pun kebingungan mencari jalan. Karena arus lalu lintas yang padat di jam pulang kerja.
"Pengendara motor pada panik kebingungan juga nyari jalan. Soalnya jalan pada padat dan yang mengarah ke sana ditutup," sebut dia.
Para pengguna jalan menyayangkan di lokasi tawuran tidak tampak petugas kepolisian yang tengah berjaga. "Tadi saya tidak lihat ada aparat di situ ya. Yang menutup jalan warga sekitar saja," ujar Mihardi.