Jokowi: Jakarta Utara di Bawah Permukaan Laut pada 2030

Presiden Jokowi menyatakan, masalah penurunan permukaan tanah di Ibu Kota sudah jadi momok warga.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 27 Apr 2016, 13:48 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2016, 13:48 WIB
20160316-Bahas Aksi Penyelundupan, Jokowi Ajak Menterinya Rapat Terbatas-Jakarta
Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas bersama Menteri Kabinet Kerja di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (15/3). Rapat tersebut membahas mengenai penanggulangan aksi penyelundupan di Indonesia (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan, masalah penurunan permukaan tanah di Ibu Kota sudah jadi momok warga. Jakarta Utara merupakan wilayah yang paling terdampak akan masalah itu.

"Diperkirakan seluruh Jakarta Utara di bawah permukaan laut pada 2030," kata Jokowi dalam rapat terbatas terkait reklamasi Jakarta, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (27/4/2016).

Jokowi menjelaskan, secara rata-rata, di Jakarta tiap tahunnya terjadi penurunan permukaan tanah 7,5 cm hingga 12 cm. Bila hal ini dibiarkan, maka aliran 13 sungai yang mengalir di Ibu Kota akan terhambat. Dalam rapat itu, hadir pula Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Akibatnya pada saat tersebut 13 sungai yang melewati Jakarta tidak bisa alirkan airnya ke Teluk Jakarta. Oleh sebab itu, pengendalian sumber daya air dan lingkungan di Jakarta harus dilakukan secara terpadu, terintegrasi dari hulu sampai hilir," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi akan menerapkan pembangunan pesisir Ibu Kota negara atau NCICD (National Capital Integrated Coastal Development). Selain itu, ia juga akan menerapkan sistem yang dipakai di Belanda untuk mengatasi hal ini.

"Kemarin saat saya berkunjung ke Belanda, saya fokus melihat Belanda terkait pengelolaan air, termasuk di dalamnya water supply, sanitasi, dan yang lain-lainnya," tandas Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya