JK Tak Yakin Anak Indonesia Ikut Latihan ISIS

Menurut JK, sebuah video bisa direkam di mana saja dan tidak serta-merta mengindikasikan keterlibatan anak-anak Indonesia.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 20 Mei 2016, 15:26 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2016, 15:26 WIB
Ahmad Romadoni/Liputan6.com
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Ahmad Romadoni/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Video latihan perang ISIS yang diduga diikuti anak-anak Indonesia beredar di dunia maya. Video berdurasi 15 menit itu diunggah di situs YouTube.

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menilai video itu tidak perlu ditanggapi berlebihan. Dia tidak yakin anak-anak dalam tayangan itu berasal dari Indonesia.

"Saya tak yakin anak-anak kecil dikirim ke Timur Tengah, enggak yakin," ujar JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (20/5/2016).

Menurut JK, sebuah video bisa direkam di mana saja, dan tidak serta-merta mengindikasikan keterlibatan anak-anak Indonesia dalam kelompok radikal itu.

"Bisa saja dia buat untuk show kebutuhan propaganda," kata JK.

Beberapa hal dalam video itu membuat JK semakin tidak yakin jika itu adalah anak-anak Indonesia. Sebut saja lokasi dan senjata yang dipegang oleh mereka.

"Saya enggak yakin itu. Apa susahnya kumpulkan anak-anak, kasih senjata AK atau replika mainan ya sudah bisa didata," ucap JK.


Sebelumnya beredar sebuah video di media sosial yang berisi tentang pelatihan anak-anak di bawah umur di camp ISIS di Hasakeh, Suriah. Dalam video tersebut sejumlah anak berlatih menembak di bawah pengawasan para pimpinan ISIS.

Selain itu mereka juga belajar berkelahi satu sama lain. Mereka diduga merupakan anak-anak yang berasal dari Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Dalam video berdurasi 15 menit itu, terlihat ada adegan ekstremis ISIS bernama Abu Naser al-Indonisi yang menyerukan untuk menegakkan kekhalifahan. Naser juga mengatakan pihaknya akan menumpas para pemimpin thagut di Indonesia dan Malaysia.

Video ISIS tersebut juga memperlihatkan anak-anak melempar sejumlah paspor dan membakarnya sebagai simbol mereka tidak lagi melekat sebagai warga negara di negaranya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya