Liputan6.com, Pekalongan - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) mengganti konstruksi jembatan Sipait, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Jembatan yang dibangun pada 1977 itu dinilai rapuh dan rawan jika dilewati kendaraan berat.
"(Kondisinya) tidak mampu menahan beban lalu lintas Pantura yang overload-nya tinggi dan safety factor-nya terlalu rendah," ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Wilayah 1 Jawa Tengah Kemenpupera Ya'foor Sulaiman di Jembatan Sipait, Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat malam 24 Juni 2016.
Tak hanya mengganti konstruksi, panjang bentang jembatan yang semula 80 meter ditambah 10 meter menjadi 90 meter. "Bentang timur dan barat masing-masing 25 meter dan tengahnya 40 meter," kata dia.
Ya'foor menambahkan, proses penggantian konstruksi sudah mencapai 60 persen. Ia optimistis perusahaan kontraktor rekanannya, PT Margo Tresno Karya, dapat mengondisikan jembatan agar dapat dilalui kendaraan pada 30 Juni mendatang atau H-6 Raya Idul Fitri 1347 H.
Baca Juga
"Bentang timur sudah selesai sampai pengecoran lantai, Bentang barat sedang dicor. Yang belum tinggal bentang tengah. Pada bentang tengah, sudah tiga balok (beton) yang kita angkat, kurang tiga lagi," ujar Ya'foor.
Terkendala Hujan
Hujan lebat di Desa Siwalan, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, lokasi Jembatan Sipait berdiri, berdampak negatif bagi kegiatan penggantian jembatan. Ya'foor berkata, ketika debit air meningkat dan permukaan air meninggi, kegiatan para pekerja proyek jadi terganggu.
"Kita bekerja kaitannya sama sungai. Kendalanya kalau hujan," kata Ya'foor.
Terlepas dari itu, jika proyek Jembatan Sipait selesai, Ya'foor yakin kualitas konstruksi yang dikerjakan saat ini akan bertahan lebih lama dan lebih resistan dari terpaan cuaca maupun beban berat kendaraan besar.
"Desain jembatan ini untuk 50 tahun," tutup Ya'foor.
Advertisement