Ahok Akui Angka Kemiskinan di Jakarta Meningkat

Ahok mengaku kurang setuju dengan metode yang digunakan BPS dalam mengukur tingkat kemiskinan di Jakarta.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 19 Jul 2016, 15:48 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2016, 15:48 WIB
20160406-Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Jakarta
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memberi sambutan pada peresmian Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Pejagalan, Jakarta, Rabu (6/4). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok angkat bicara terkait hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut  angka kemiskinan di Jakarta meningkat. Ia mengakui kemiskinan di Jakarta mengalami peningkatan tahun ini.

"Memang. Pasti meningkat. Karena begitu dolar AS naik, penghasilan pasti turun," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Oleh karena itu, Ahok memberikan subsidi di berbagai bidang, dari transportasi hingga kesehatan. Untuk subsidi transportasi yakni Public Service Obligation (PSO), setiap tahunnya, kata Ahok terus mengalami peningkatan. Untuk 2017, PSO dianggarkan sebesar Rp 3,2 triliun.

"Kita akan subsidi ke transportasi, karena faktor yang menyebabkan kemiskinan itu adalah transportasi, perumahan, termasuk pendidikan dan kesehatan, termasuk lokasi kerja," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Meski begitu, Ahok mengaku kurang setuju dengan metode yang digunakan BPS dalam mengukur tingkat kemiskinan di Jakarta.

"Lagi pula mesti tanya BPS tuh, kemiskinan bertambah ini, BPS bukan caranya nanya KTP DKI. Jadi cara BPS survei itu yang saya katakan, saya tidak setuju konsep survei BPS seperti itu," kata Ahok.

Dalam situs resmi BPS, disebutkan penduduk miskin DKI Jakarta pada bulan Maret 2016 sebesar 384.30 ribu orang alias 3,75 persen. Jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 15,63 ribu atau meningkat 0,14 persen dibanding September 2015 yang tercatat ada 368,67 ribu orang alias 3,61 persen.

"Semua orang yang ditemui di DKI, di tempat kumuh harus dihitung. Sekarang semua orang juga suka dong tinggal di Jakarta. Naik bus murah, kesehatan ditanggung, nah itu juga masalah. Kita juga enggak bisa menahan orang pindah (ke Jakarta)," pungkas Ahok.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya