Jenderal Tito: Santoso Tewas, Terorisme Belum Berakhir

Meski sel-sel terorisme masih ada di sejumlah daerah di luar Poso, dipastikan mereka kehilangan orientasi pasca tewasnya Santoso.

oleh Dio Pratama diperbarui 20 Jul 2016, 17:21 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2016, 17:21 WIB
20160713-Kapolri-Tito-Karnavian-Jakarta-FF
Kapolri yang baru Tito Karnavian memberikan senyum sebelum pelantikan Kapolri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7). Tito Karnavian resmi menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Palu - Pentolan teroris Santoso tewas ditembak aparat. Meski demikian, bukan berarti terorisme berakhir. Beberapa sel terorisme terdeteksi masih hidup di luar Poso, Sulawesi Tengah.

"Tewasnya Santoso bukan mengkahiri jaringan terorisme, masih ada jaringan di daerah lain," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (20/7/2016).

Tito yang hadir bersama Panglima TNI Jenderal Gatoto Nurmantyo dan Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius mengatakan, meski sel-sel teror tersebut masih hidup, dipastikan mereka kehilangan orientasinya.

"Mereka kehilangan orientasi koidah aminah-nya," terang Tito.

Menurut orang nomor satu di Polri ini, Santoso sudah begitu banyak melakukan kejahatan. Terlebih memakan korban mereka yang tidak berdosa.

"Dia sudah banyak melakukan kejahatan, dipotong leher, dibunuh. Bagi kita dia adalah pelaku kejahatan," kata Tito.

Tito meminta para pengikut Santoso yang masih berada di persembunyian di pegunungan untuk turun gunung dan menghadapi proses hukum.

"Demi kemaslahatan umat di Poso, turun gunung dan hadapi hukum. Hadapi proses hukum yang berlaku," kata Tito.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya