Komunikasi Bartender Olivier dengan Jessica Sebelum Mirna Tewas

Selang satu jam berinteraksi dengan tamu, Yohanes mendengar keributan di meja 54 yang dipesan Jessica.

oleh Audrey Santoso diperbarui 21 Jul 2016, 22:17 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2016, 22:17 WIB
20160720-JPU-Hadirkan-3-Pegawai-Kafe-Olivier-Kasus-Kopi-Siandia-Jakarta-HA
Terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso saat menjalani persidangan lanjutan dengan agenda pemeriksaan saksi di PN Jakarta Pusat, Rabu, (20/7). JPU menghadirkan tiga saksi pegawai Kafe Olivier. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Bartender Kafe Olivier, Yohanes Irga Bima bercerita seputar interaksinya dengan terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, di Ruang Sidang Kartika I, Pengadilan Negeri, Jakarta Pusat.

Sammy, sapaan akrab Yohanes di lingkungan kerja itu mengatakan, pertama kali bertemu Jessica di kafe pada pukul 16.00 WIB. Saat itu dirinya baru mulai bekerja, karena hari itu ia mendapat jadwal masuk sore.

"Saya masuk di dalam bar, Ibu Jessica datang ke arah saya untuk memesan minuman kepada saya langsung. Ibu Jessica memesan dua cocktail, dan Vietnamnese Ice Coffee," kata Yohanes di persidangan ketujuh kasus pembunuhan Mirna, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).

Jessica lalu menanyakan Yohanes, apakah pesanannya diambil di meja bar atau diantar ke mejanya.

"Saya jawab diantar dengan server (pelayan pengantar pesanan). Saya belum tahu dia di table (meja) berapa," kata Yohanes.

Usai melayani pesanan Jessica, Yohanes memanggil rekannya Marlon, yang juga menjadi saksi kasus ini, untuk menginput pesanan Jessica ke komputer. Yohanes lantas membuat minuman jenis cocktail Old Fashioned dan Sazerac, sesuai pesanan Jessica.

"Selesai (membuat minuman), saya antar ke pojok meja bar dan minumannya diantar oleh Marlon ke meja Ibu Jessica," ujar Yohanes.

Selang satu jam berinteraksi dengan tamu, Yohanes mendengar keributan di meja 54, meja Jessica. Meja itu dikerumuni banyak orang, baik tamu maupun pegawai restoran.

Yohanes yang tak berani meninggalkan tugasnya menjaga bar, hanya bisa melihat dari kejauhan kegaduhan itu.

"Saya lihat dari bar. Tapi saat itu saya belum tahu terjadi apa. Saya tidak mendekat ke meja 54 itu sampai selesai (Mirna meninggalkan Olivier dengan kursi roda)," terang dia.

Setelah itu, rekan Yohanes, Agus Triyono membawa segelas Vietnamnese Ice Coffee yang berwarna kuning seperti kunyit dan berbau aneh. Ia lantas ke area barista dan menegur Rangga yang membuat kopi untuk Mirna.

"Agus kasih minuman itu, kalau saya tak salah ingat minuman itu kena komplain. Saya menciumnya. Karena baunya tak sesuai standar kopi Olivier, saya tanya ke Rangga, 'Rangga kenapa kopi lu? Kenapa enggak kaya standar kopi kita?', seperti itu," jelas Yohanes nenirukan percakapannya dengan Rangga.

Rangga pun mencium gelas berisi kopi sianida itu, sesaat lalu menaruhnya ke pantry. Tak berapa lama, Manajer Bar Olivier Cafe Devi menghampiri Yohanes dan Rangga dan meminta mencicipi sisa kopi Mirna.

"Setelah dicoba hanya sampai pangkal lidah, tidak ditelan, dia (Rangga) langsung diludahkan ke wastafel, 'rasanya kok seperti ini?" kata Yohanes, menirukan keluhan Rangga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya