Liputan6.com, Bandung - Sejak 2011 pemerintah memberlakukan moratorium terhadap pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke beberapa negara Timur Tengah.
Namun faktanya, hingga saat ini kebocoran masih sering terjadi. TKI ilegal terus dikirim ke Timur Tengah.
Kenyataan ini disadari betul oleh BNP2TKI. Mereka menyatakan, ada sejumlah faktor pendukung menyebabkan hal tersebut masih terus terjadi.
"Bisnis penempatan ini menggiurkan dari sisi ekonomi," sebut Direktur Persiapan dan Pembekalan Pemberangkatan BNP2TKI Teguh Hendro Cahyono di Bandung, Senin 1 Agustus 2016.
Teguh menyatakan, para majikan di beberapa negara Timur Tengah tak segan membayar uang dalam jumlah besar kepada para recruiter TKI.
"Majikan atau pengguna mereka untuk bisa mendatangkan TKI bisa mencapai Rp 70 juta (yang dibayar ke recruiter per satu orang)," sambung dia.
Karena untung besar itulah, kata Teguh, pihak-pihak tidak bertanggung jawab terus mencari celah agar bisa mengirim TKI ke negara yang sudah disepakati untuk menghentikan pengiriman TKI (moratorium).
Guna menghentikan pengiriman TKI ilegal ini, ujar Teguh, BNP2TKI sudah mengambil beberapa tindakan.
"Kami sering sweeping, kami lacak pelaku diproses," tegas dia.
Dari data BNP2TKI, Arab Saudi menjadi negara paling banyak meminta TKI. Sebelum moratorium diberlakukan, ada 600 ribu buruh migran Indonesia yang bekerja di negara kaya minyak itu.
Sementara untuk Suriah, pada 2010, tercatat 3-4 ribu TKI yang mencari uang di negara tersebut.
Setop Pengiriman TKI Ilegal, Ini Langkah BNP2TKI
Dari data BNP2TKI, Arab Saudi menjadi negara paling banyak meminta TKI.
Diperbarui 02 Agu 2016, 08:09 WIBDiterbitkan 02 Agu 2016, 08:09 WIB
71 TKI di pulangkan dari Malaysia karena masuki secara ilegal (Raden AMP/Liputan6.com)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Denah Rumah Minimalis 2 Kamar Ukuran 7x9, Nyaman dan Fungsional
Mantan Anggota Bawaslu Sebut Hasto Minta PAW Harun Masiku Dibereskan Seperti Maria Lestari
Rupiah Diprediksi Terus Melemah, Unilever Siapkan Strategi
Donald Trump Klaim Kesepakatan Damai Perang Rusia dan Ukraina Sangat Dekat
Prabowo Terbuka Jika Militer Fiji Belajar di Indonesia dan Siapkan Beasiswa Pendidikan
BYD Kembangkan Kei Car Listrik di Jepang, Lebih Murah dari Nissan Sakura
Model Baju Muslim Setelan Rok Terbaru 2025, Tampil Modis dan Nyaman
4 Penculik Santri Ponpes Metal Pasuruan Positif Sabu
Harga OPPO A60 di Tahun 2025, Ini Review Terbaru Sebelum Beli
5 Model Kanopi Baja Ringan Depan Rumah dengan Tanaman Merambat, Estetik dan Sejuk
SAP Umumkan Pergantian Kepemimpinan di Asia Tenggara
UTBK 2025, 377 Peserta Disabilitas Ikuti Seleksi