Polisi Kantongi Nama Terduga Kuat Pembunuh Akseyna

Awi berujar, mengungkap kasus pembunuhan tanpa adanya keterangan saksi mata atau barang bukti petunjuk yang kuat, adalah hal yang sulit.

oleh Audrey Santoso diperbarui 24 Agu 2016, 01:52 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2016, 01:52 WIB
Akseyna
Mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, yang ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI. (Facebook Akseyna Ahad Dori)

Liputan6.com, Jakarta - Kematian mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia ( (FMIPA UI) Akseyna Ahad Dori masih menjadi misteri. Hampir satu setengah tahun usai Akseyna ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI, polisi belum mampu menetapkan seorang pun sebagai pembunuh Akseyna.

"Dari hasil otopsi, korban sudah meninggal 36 jam sebelum ditemukan, 26 Maret 2015. Dihitung mundur, korban berarti meninggal pada Selasa malam. Orang yang terakhir bertemu dia adalah penjaga kos-kosan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa 23 Agustus 2016.

Namun, saat ini polisi sepertinya menemukan titik terang. Usai gelar perkara pada awal Juni 2016, polisi menetapkan seseorang sebagai potential suspect (terduga kuat) pembunuh Akseyna. Liputan6.com mendengar satu nama disebut-sebut sebagai terduga membunuh Akseyna, dia adalah orang yang sehari-hari berada satu lingkup dengan Akseyna.

"Sudah ada satu potential suspectnya, tapi mohon jangan dipublikasikan dulu," kata Awi.

Sebagai orang yang 24 tahun mengabdi di kepolisian, Awi berujar, mengungkap kasus pembunuhan tanpa adanya keterangan saksi mata atau barang bukti petunjuk yang kuat, adalah hal yang sulit. Karena itu penyidik harus telaten mengumpulkan bukti dan tak boleh terkesan tergesa-gesa menetapkan seseorang sebagai tersangka tanpa bukti yang kuat.

"Kami tidak ingin tergesa-gesa menentukan tersangka tanpa bukti, supaya tidak blunder. Namanya kasus pembunuhan, kami harus teliti dan bersabar mengumpulkan bukti," terang Awi.

Informasi dari berbagai sumber menyebutkan Akseyna diduga tidak dieksekusi di Danau Kenanga karena besar resiko si pembunuh menghabisinya di tempat umum. Namun Awi enggan mengkonfirmasi kabar tersebut.

"Sudah ya cukup informasinya. Kalau kasus pembunuhan, kami tidak bisa terlalu mem-blow up hasil penyidikan sebelum terungkap seterang-terangnya," tutup mantan Kabid Humas Polda Jawa Timur ini.

Kamis 26 maret 2015, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) bernama Roni menemukan sesosok tubuh pria tak bernyawa mengambang di Danau Kenanga, UI, Depok, Jawa Barat. Mayat tersebut ditemukan dalam kondisi membengkak, tanpa identitas dan menggendong ransel berisi 5 buah batu konblok.

Hanya jaket berlogo UI yang mengindikasikan jasad tersebut seorang mahasiswa. Sesuai prosedur kepolisian, aparat Polsek Beji dan Polres Kota Depok mengevakuasi mayat tanpa nama tersebut ke RS Polri Kramatjati guna pemeriksaan lanjutan, otopsi.

Senin 30 Maret 2015, jasad misterius itu terindentifikasi. Sepasang suami istri asal Yogyakarta mendatangi Mapolresta Depok dan RS Polri Kramat Jati, mereka yakin jasad tersebut adalah putranya Akseyna Ahad Dori mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Jurusan Biologi UI.

Pemuda yang akrab disapa Ace tersebut diketahui menghilang berhari-hari. Ia adalah anak seorang Perwira Menengah TNI Angkatan Udara (AU) Kolonel (Sus) Mardoto. Polisi semula berkeyakinan Akseyna mati bunuh diri karena mendapati surat wasiat yang diduga ditulis Ace di kamar kosnya. Namun akhirnya polisi berketetapan Ace tewas karena perbuatan jahat seseorang, Ace dibunuh.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya