Mensos: Cegah Anak Jadi Korban Prostitusi, Ortu Tak Boleh Gaptek

Orangtua, tidak boleh lagi canggung atau malu menghubungi anak dalam waktu tertentu saat ditinggal bekerja.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 07 Sep 2016, 15:11 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2016, 15:11 WIB
AR, Mucikari Prostitusi Online untuk Kaum Gay
Diduga, sudah ada 99 anak korban prostitusi kaum gay yang terjaring para mucikari, salah satunya AR. (Ilustrasi: wpengine.netdna-cdn.com)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta orangtua lebih perhatian kepada anak-anaknya, terutama soal kegiatannya di ponsel mereka. Belajar dari kasus prostitusi gay yang belum lama ini diungkap, anak-anak yang terjebak berawal dari komunikasi melalui ponsel.

"Jadi hari ini orangtua yang sudah sangat baik, yang sudah memonitor kehidupan anak-anaknya ternyata lingkungan di luar itu harus diwaspadai. Ganas lingkungan di luar ini kalau tidak diikuti monitoring," kata Khofifah di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (7/9/2016).

Sang anak, kata dia, begitu menyesal atas peristiwa yang menimpanya. Berangkat dari keluarga yang sangat religius dan harmonis bisa terjebak hanya karena komunikasi di ponsel mereka yang tak terawasi.

"Jadi plus minus dari sebuah interaksi komunikasi lewat gadget ini memang orangtua mungkin sudah tidak boleh lagi yang gaptek (gagap teknologi)," ujar Khofifah.

Orangtua, kata dia, tidak boleh lagi canggung atau malu menghubungi anak dalam waktu tertentu saat ditinggal bekerja. Dengan begitu, orangtua tahu persis sang anak sedang di mana dan dengan siapa.

"Artinya orangtua harus bisa men-trace anaknya ini berkomunikasi dengan siapa saja dan apa yang kemudian dikomunikasikan dengan seluruh teman-temannya," pungkas Khofifah.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya