Liputan6.com, Kuta - Kasus prostitusi yang dilakukan kelompok bernama Gay Brondong dengan korban 99 anak di Bogor, Jawa Barat, membuat seluruh pihak terbelalak. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun langsung bergerak cepat menangani para korban, termasuk berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Ketua LPSK, Abdul Haris Semendawai menuturkan, lembaganya diminta oleh KPAI untuk memberi perlindungan kepada para korban. "Korban itu ada 99 orang anak. Kemarin kita sudah dikontak KPAI untuk memberikan pendampingan kepada korban," kata Semendawai di Kuta, Bali, Selasa (6/9/2016).
Ia mengaku bergerak cepat berkoordinasi dengan Bareskrim Mabes Polri. "Jadi intinya kita akan berikan layanan kepada mereka dalam proses pemeriksaan tersebut. Korban yang rata-rata masih anak ini kan masih labil dalam memberikan keterangan. Kehadiran kami untuk memantapkan keterangan mereka sehingga bisa digunakan untuk proses penegakan hukum," ujar dia.
Advertisement
Semendawai mengaku lembaganya juga siap jika diminta untuk memberikan bantuan psikologi kepada para korban. "Bila diperlukan, kita bisa menyiapkan bantuan psikologis supaya korban bisa terehabilitasi. Kita sedang koordinasi terus karena pemeriksaan terhadap korban kan terus berjalan," ucap dia.
Menurut Semendawai, LPSK juga siap memberikan bantuan untuk pengembalian mereka ke masyarakat. Tujuannya tentu agar anak-anak tersebut tak larut dalam trauma atas peristiwa yang dialaminya.
"Pengembalian mereka ke masyarakat harus diperhatikan juga agar mereka ke luar dari kehidupan masa lalunya. Ini proses yang perlu waktu, tapi kita harapkan agar berjalan lebih mudah," tutur dia.
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri mengungkap korban prostitusi anak bagi kaum gay bertambah. Awalnya korban diketahui berjumlah 99 orang, berdasarkan pengembangan, jumlah korban kini mencapai 148 orang.
"Untuk tersangka masih tiga tapi korban kita identifikasi menjadi 148. Kita terus melakukan penambahan terhadap data ini," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim, Brigjen Agung Setya di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/9/2016).
Menurut Agung, korban tidak hanya berasal dari Bogor dan Sukabumi saja. Melainkan juga dari Jakarta dan Bandung. Para korban tersebut, merupakan anak buah dari tersangka berinisial AR.