Liputan6.com, Solo: Kesehatan komponis kawakan Gesang (92), berangsur-angsur membaik, Rabu (20/1). Gesang yang kini masih dirawat di ruang perawatan Firdaus nomor tujuh Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah, Solo, Jawa Tengah sudah bisa diajak berbicara.
Menurut Kayati Sarbini, adik Gesang, usai menjalani operasi prostat, kondisi kesehatan Gesang diawasi dokter Suharto Wijanarko dan dokter Tri Sula.W. Seniman kelahiran Solo 1 Oktober 1917 ini, mulai menderita sakit ketika hendak buang air kecil [baca: Gesang Operasi Prostat].
Pencipta lagu Bengawan Solo itu mengaku kondisi badannya kini lebih baik dari kemarin. Tapi dokter belum mengizinkannya pulang ke rumah. "Ya kalau saya suruh memilih lebih enak pulang ke rumah. Di sini memang apa-apa ada, mau makan apa ada, tetapi rasanya tidak enak. Kalau pulang di rumah bisa main-main sama cucu," kata Gesang. Menurut Gesang pula, tahun-tahun terakhir ini kondisi badannya sudah tidak seperti dulu.
Sementara itu, sambil berbaring di tempat perawatan, Gesang menceritakan kesenangannya memelihara burung kicauan Kacer Merah (Anis Merah) yang dirawatnya sejak 1935 sampai 2002. "Jenis burung ini yang paling saya senangi, karena kicauannya bagus dan bahkan bisa seperti orang teler kalau berbunyi," kata Gesang.
Dalam operasi kemarin, tim dokter mengangkat kelenjar prostat serta batu 30 gram yang turut menyumbang saluran kemis gesang. Hingga kemarin, kerabat, masyarakat, dan kolega masih terus berdatangan menjenguk ataupun menelepon sang maestro keroncong ini dan mendoakan bagi kesembuhannya.(BOG/IAN)
Menurut Kayati Sarbini, adik Gesang, usai menjalani operasi prostat, kondisi kesehatan Gesang diawasi dokter Suharto Wijanarko dan dokter Tri Sula.W. Seniman kelahiran Solo 1 Oktober 1917 ini, mulai menderita sakit ketika hendak buang air kecil [baca: Gesang Operasi Prostat].
Pencipta lagu Bengawan Solo itu mengaku kondisi badannya kini lebih baik dari kemarin. Tapi dokter belum mengizinkannya pulang ke rumah. "Ya kalau saya suruh memilih lebih enak pulang ke rumah. Di sini memang apa-apa ada, mau makan apa ada, tetapi rasanya tidak enak. Kalau pulang di rumah bisa main-main sama cucu," kata Gesang. Menurut Gesang pula, tahun-tahun terakhir ini kondisi badannya sudah tidak seperti dulu.
Sementara itu, sambil berbaring di tempat perawatan, Gesang menceritakan kesenangannya memelihara burung kicauan Kacer Merah (Anis Merah) yang dirawatnya sejak 1935 sampai 2002. "Jenis burung ini yang paling saya senangi, karena kicauannya bagus dan bahkan bisa seperti orang teler kalau berbunyi," kata Gesang.
Dalam operasi kemarin, tim dokter mengangkat kelenjar prostat serta batu 30 gram yang turut menyumbang saluran kemis gesang. Hingga kemarin, kerabat, masyarakat, dan kolega masih terus berdatangan menjenguk ataupun menelepon sang maestro keroncong ini dan mendoakan bagi kesembuhannya.(BOG/IAN)