Liputan6.com, Jakarta Hakim [Binsar Gultom ](Binsar Gultom "")mendalami soal siapa saja yang berpotensi menguasai es kopi Vietnam dan menjadi pembunuh berencana Wayan Mirna Salihin.
Binsar pun menanyakan soal itu kepada saksi ahli psikologi yang didatangkan kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, Agus Mauludi.
"Saudara katakan yang terlibat dalam proses penyajian itu potensi?," kata Binsar di dalam persidangan yang ke 22 kopi bersianida di PN Jakarta Pusat, Senin 19 September 2016 malam.
Dalam melayangkan pertanyaan, Binsar juga menjelaskan kepada saksi Agus bahwa saat peristiwa tewasnya Mirna, hanyalah saksi Hani dan terdakwa Jessica yang kenal dengan korban. Selain itu, Binsar juga menerangkan soal sianida yang tidak akan beracun saat dituangkan bersama air panas.
"Nah sekarang yang kenal dengan Mirna, Hani dan Jessica. Petugas Oliver tak kenal dengan Mirna. Sementara itu aktivitas racun Sianida itu tidak akan mampu kalo itu dituang ke air panas itu menguap sianidanya tapi harus dingin dulu. Apakah saudara masih tetap berpendapat yang semua terlibat penyajian kopi itu juga potensial. Bagaimana menurut saudara?," cecar Binsar.
Menurut Agus, semua orang yang terlibat dalam penyajian es kopi vietnam itu memiliki potensi yang sama.
"Yang mulia yang ada di proses itu yang jika itu mungkin kalau itu apapun lah ada sianida. Atau andaikan ada zat kimianya, saya akan bilang yang ada di proses itu posible, semua mungkin saja," jawab Agus.
Belum puas dengan jawaban ahli, Binsar pun kembali menegaskan bahwa sebelumnya ada ahli yang menyebutkan bahwa dugaan sianida yang ada di kopi Mirna itu akan menguap jika terkena air panas. Ia pun kembali menegaskan adanya saksi fakta yang hadir dan menyebut bahwa peracik dan pengantar kopi di kafe Oliver pun tak mengenal Mirna.
"Menurut ada ahli itu kan akan menguap sianida dan petugas oliver itu tidak kenal. Nah apakah masih tetap ada ya pihak oliver dan terdakwa melakukan kecurangan? (meracun)," tegas Binsar lagi.
"Di dalam proses semua akan potensial. Yang terlibat proses itu potensial. Semua yang disitu potensial. Dari proses pembuatan, pengantaran, penguasaannya potensial," jawab Agus lagi.