Hulu Ciliwung Dipenuhi Sampah, Warga dan Pelajar Turun Tangan

Sedikitnya ada 90 kantung plastik sampah ukuran besar diangkut mereka dari hulu Sungai Ciliwung.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 17 Okt 2016, 23:43 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2016, 23:43 WIB
sampah ciliwung
Warga dan pelajar bersih-bersih di hulu Sungai Ciliwung, Senin (17/10/2016). (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta Tumpukan sampah masih menghiasi hulu Sungai Ciliwung di Kampung Citamiang, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sampah rumah tangga hingga ranting pohon dan barang bekas memenuhi sekitar hulu sungai yang bermuara ke Ciliwung itu.

Hal ini mendorong warga bersama pelajar bahu membahu membersihkan dengan memungut sampah Ciliwung, Senin siang. Sedikitnya ada 90 kantung plastik sampah ukuran besar diangkut mereka dari hulu Sungai Ciliwung.

"Hulu sungai memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kualitas air dan berdampak berbagai persoalan di daerah hilir," kata Acep Mulyana, inisiator bersih-bersih hulu Sungai Ciliwung, Senin (17/10/2016).

Karena itu, ia sengaja mengajak pelajar sekolah dasar dan warga sekitar untuk melakukan kegiatan ini, supaya mereka memiliki kepedulian menjaga kualitas air sungai.

"Intinya kegiatan ini agar masyarakat, terutama anak-anak untuk ikut berperan menjaga kelestarian lingkungan agar tidak rusak tercemar oleh sampah," ujar wartawan media lokal itu.

Selain itu, mereka juga diharapkan dapat menularkan perilaku positif ini kepada yang lain, sehingga bencana banjir dapat diantisipasi.

Sementara itu, Kepala Unit Pelayanan Teknis Kebersihan dan Sanitasi 3 wilayah Ciawi, Sofyan Khaerudin mengaku tumpukan sampah di hulu Ciliwung sulit dijangkau oleh petugas.

Selain karena keterbatasan personel juga wilayah hulu sungai sulit dijangkau oleh kendaraan operasional sampah.

"Karenanya kami harapkan peran serta masyarakat sekitar untuk ikut menjaga kelestarian sungai," kata Sofyan yang ikut serta memungut sampah.

Menurut dia, sampah plastik, botol air kemasan hingga rumah tangga tersebut berasal dari warga sekitar maupun wisatawan yang kurang peduli menjaga lingkungan.

"Mereka buang seenaknya ke sungai tanpa memikirkan dampaknya. Padahal sudah banyak tersedia tempat sampah di setiap permukiman atau lokasi wisata," ujar Sofyan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya