Polisi Dalami Penyebab Lain Kematian Demonstran 4 November

Seorang guru ngaji, Muhammad Syachrie Oy Bcan, meninggal dunia usai mengikuti demo 4 November di Istana Merdeka.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 05 Nov 2016, 22:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2016, 22:00 WIB
20161031-Polri-Jakarta-Boy Rafli
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar. (Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang guru ngaji, Muhammad Syachrie Oy Bcan, meninggal dunia usai mengikuti demo 4 November di Istana Merdeka. Pria 65 tahun itu diduga tewas akibat serangan asma yang ia derita.

"Yang meninggal dunia, sebelumnya kami sudah terima informasi kalau menderita asma saat dibawa ke RSPAD," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

Kendati begitu, lanjut dia, Polri terus mendalami kemungkinan penyebab lain atas jatuhnya satu korban jiwa dalam insiden tersebut. Hanya saja, dia mengatakan korban memiliki riwayat penyakit asma.

"Kita tetap cari tahu bagaimana kejadian sebenarnya. Tapi memang tercatat ada satu orang meninggal dunia," Boy menjelaskan.

Sebelumnya, ada kabar keluarga curiga penyakit asma korban kambuh lantaran terkena gas air mata yang dilontarkan polisi saat massa ricuh.

Mantan Kapolda Banten itu menuturkan gas air mata memang memiliki dampak yang beragam. Orang yang terkena gas tersebut bisa mengalami pedih di mata, hidung, juga sesak napas.

Penembakan gas air mata tersebut sendiri sudah melalui prosedur yang ditentukan, bahwa saat itu massa menyerang petugas dan mencoba menerobos barikade pengamanan. Polisi pun melakukan tindakan untuk membubarkan massa yang mulai anarkistis.

"Melihat kondisi ini, akhirnya dilakukan langkah pembubaran dengan menembakkan gas air mata," juru biicara Mabes Polri itu memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya