Moratorium UN Harus Diiringi Peningkatan Kualitas Guru

Mendikbud Muhadjir berencana mengganti UN dengan USBN atau Ujian Sekolah Berstandar Nasional.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 04 Des 2016, 18:17 WIB
Diterbitkan 04 Des 2016, 18:17 WIB
Top 3: UN Dihapus, Ini Cara Siswa SMA Masuk Perguruan Tinggi
Menurut Mendikbud Muhadjir, UN tidak menentukan kelulusan peserta didik.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berencana  mengeluarkan moratorium Ujian Nasional (UN). Dengan kata lain, UN akan dihapuskan. Lantas, apa penggantinya?

Mendikbud Muhadjir berencana mengganti UN dengan USBN atau Ujian Sekolah Berstandar Nasional. Rencana itu disambut baik oleh pakar pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jimmy PH Paat, asalkan kesiapan guru harus diutamakan dalam menyukseskan program ini.

"Kalau tujuannya untuk menaikkan mutu, kita harus mengiyakan. Asumsinya Mendikbud melihat guru harus memang sudah siap. Tapi kalau melihat sekarang ini, guru melakukan ujian menggunakan soal yang dibuat orang lain, bukan dari guru. Harusnya guru-guru itu sudah disiapkan," ujar Paat di Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (4/12/2016).

Menurut Paat, guru diharuskan memiliki kualitas yang cakap. Guru yang cakap nantinya diharapkan dapat menyiapkan peserta didik untuk menghadapi sistem baru tersebut, bukan malah menjadi solusi dengan memberi contekan seperti saat penyelenggaraan UN.

"Kalau dulu guru menganggap soal-soalnya terlalu sulit maka murid dikasih contekan, tapi kalau guru yang bikin soal mungkin bisa akan mengurangi guru ngasih contekan," lanjut dia.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Abdullah Ubaid juga menyampaikan sambutan yang sama mendukung rancangan pemerintah tersebut. Namun, ia berharap agar nantinya USBN tidak menjadi standar kelulusan peserta didik.

"USBN Harus berbeda dengan UN. Kita sangat setuju USBN ini tidak menjadi standar kelulusan siswa. Kalau masih sama menjadi standar kelulusan berarti sama aja dengan UN. USBN adalah bagian dari proses pembelajaran, bukan hasil akhir," tutup Ubaid.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya