Liputan6.com, Jakarta - Kapolres Cirebon Kota AKBP Indra Jafar yang ditunjuk sebagai muazin atau orang yang menyerukan azan saat Aksi Super Damai 212Â di Monas Jumat lalu diangkat menjadi Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Pengangkatan tersebut berdasarkan Surat Telegram Kapolri dengan nomor ST/2755/XI/2016 tertanggal 14 November 2016.
Indra menyatakan, pengangkatannya tidak ada kaitannya dengan tugasnya sebagai muazin salat Jumat pada Aksi Bela Islam Jilid III, 2 Desember kemarin.
Sosoknya sendiri menjadi bahan perbincangan di media sosial. Foto dan video saat azan salat Jumat aksi damai 212 beredar luas. Dia juga dipuji karena parasnya yang dinilai rupawan.
Advertisement
"Ini tidak ada hubungannya dengan kemarin muazin. Ini (pengangkatan) memang sebelumnya keluar sebulan lalu, pertengahan November. Nah tidak ada hubungannya dengan kemarin," ujar Indra saat dikonfirmasi, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Menurut Indra, proses perpindahannya dari Polda Jawa Barat ke Polda Metro Jaya belum dilakukan secara resmi. Sebab, jajaran Polda Metro tengah fokus mengamankan aksi super damai berupa zikir dan doa bersama oleh jutaan umat di Monas itu.
"Sebenarnya saya sudah bukan di Polda Jabar, cuma memang belum diserahterimakan. Itu kan secara de jure-nya Polda Metro, tapi kan de facto-nya belum. Artinya belum serah terima, belum resmi," terang dia.
Selanjutnya, Indra menganggap jabatan baru yang diberikan kepadanya merupakan suatu amanah sekaligus ujian bagi seorang prajurit. Karena itu, dia akan melaksanakan jabatan barunya secara maksimal dan penuh tanggung jawab.
"Ya menurut saya, jabatan ini amanah ya, ujian buat saya untuk melaksanakan itu. Jadi manakala kita menganggap itu ujian, berarti kita harus bekerja dengan sebaik-baiknya," ucap Indra.
Dekat dengan Ulama
Indra dikenal memiliki kedekatan dengan sejumlah ulama di Indonesia. Dia juga kerap menjadi penghubung antara ulama dan umara atau pemerintah. Kedekatan itu pula yang membuatnya dipercaya sebagai muazin saat aksi damai 212Â kemarin.
"Alhamdulillah kita dekat dengan ustaz-ustaz, seperti Ustaz Arifin Ilham, beliau yang ngusulkan (jadi muazin). Ini tentu untuk memudahkan koordinasi dan komunikasi," kata Indra.
Menurut Indra, polisi harus bisa menjalin relasi dengan siapa saja secara luas, termasuk dengan para ulama. Terbukti, komunikasi yang baik antara kepolisian dengan para ulama membuat aksi 212 berjalan sangat damai tanpa adanya penyusup yang berusaha mengacaukan kegiatan.
"Keakraban antar-ulama dan umaro berjalan, aksi damainya luar biasa kekeluargaannya, itu benar-benar super damai, itu janji umat muslim, itu janjinya ditepati," tutur dia.
Perwira menengah Polri itu mengaku sudah mengenal Arifin Ilham sejak 2003. Saat itu, ia masih bertugas di Polres Depok, Jawa Barat.
"Dulu beliau masih tinggal di Depok, sekarang di Sentul. Saya tiap hari, setiap pagi bertemu di masjidnya beliau, saya mau berangkat patroli ke Sawangan, Limo, mampir ke situ dulu. Saya berangkat patroli, beliau berangkat dakwah," cerita Indra.
Â