Pemuda Jaga Desa yang Ditinggal Pengungsi Gempa Aceh

Pengungsi gempa Aceh yang sudah berumur dan anak-anak tinggal di tenda pengungsian karena lebih merasa aman dari bahaya gempa susulan.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Des 2016, 09:51 WIB
Diterbitkan 10 Des 2016, 09:51 WIB
20161209- Warga Aceh Salat Jumat di Halaman Masjid-Aceh-Angga Yuniar
Suasana Salat Jumat warga Pidie di halaman Masjid Jami Quba, Aceh, Jumat (9/12). Gempa berkekuatan 6,5 SR telah merobohkan ratusan bangunan termasuk Masjid Jami Quba. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Pidie Jaya - - Lokasi pengungsian di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh didominasi orang tua dan anak-anak. Sedangkan para pemudanya tinggal di desa untuk menjaga rumah-rumah yang kosong ditinggalkan akibat guncangan gempa Aceh berkekuatan 6,5 skala richter pada 7 Desember 2016.

Salah seorang pengungsi gempa Aceh, Hanafiah di lokasi pengungsian, pada Jumat malam 9 Desember 2016 menyebutkan, dia dan warga lain tidak merasa takut meninggalkan rumah beserta isinya, karena untuk keamanan di desa diserahkan kepada anak muda.

"Untuk jaga rumah apalagi malam hari, ada anak muda yang ronda. Mereka ditugaskan menjaga rumah warga supaya aman saat ditinggal pergi untuk mengungsi," jelas Hanafiah, seperti dilansir dari Antara, Sabtu (10/12/2016).

Sedangkan, pengungsi yang sudah berumur dan anak-anak tinggal di tenda pengungsian karena lebih merasa aman dari bahaya gempa susulan yang mengintai.

Koordinator pengungsi di Dayah Kleng, Darwis Daud menambahkan, warga sesekali juga pulang pada siang hari hanya untuk mandi dan tidak berlama-lama di rumah karena kondisi bangunan rumah sudah tidak stabil lagi. Setelah itu, warga kembali lagi ke kamp pengungsian.

Ketika mengungsi akibat gempa Aceh, rumah dibiarkan begitu saja. Segala perabotan yang masih berharga tersimpan di dalam rumah pun ditinggalkan. Mereka membawa harta benda seperlunya. 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya