Liputan6.com, Suriah - Krisis kemanusiaan akibat konflik bersenjata di Suriah, khususnya di Kota Aleppo semakin memburuk. Evakuasi warga sipil dari Aleppo terus dilakukan meski tidak mudah.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (19/12/2016), Minggu 18 Desember kemarin, kelompok militan membakar lima bus yang sedianya mengevakuasi warga sipil dari Desa Foua dan Desa Kfarya.
Pembakaran bus-bus di Sarmin dekat Idlib, Suriah Utara makin menyulitkan proses evakuasi ribuan warga sipil yang terjebak di Aleppo Timur.
Advertisement
Pemantau HAM yang berbasis di Inggris menyebut, pembakaran dilakukan oleh front Fatah Al-Sham yang berafiliasi di Al Qaidah.
Sementara itu, sejumlah kendaraan disiagakan di persimpangan Ramouseh dekat Aleppo guna mengevakuasi warga sipil. Menurut Damaskus, evakuasi dari Aleppo Timur tertunda, sampai kelompok oposisi mengizinkan penduduk dua desa meninggalkan wilayah itu.
Konflik bersenjata di Suriah yang terjadi sejak 2011 lalu telah merenggut ribuan korban jiwa. Konflik di negara itu melibatkan banyak pihak. Tak hanya kelompok-kelompok dalam negeri, tapi juga dari negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Rusia, Iran, Turki, dan negara-negara Arab. Masing-masing membawa kepentingan berbeda.
Akibat konflik di Suriah, sejumlah wilayah yang dulu dikenal indah kini hancur lebur. Dan kini warga sipil tak berdosa yang paling menderita. Selain kehilangan tempat tinggal, sumber nafkah, kehidupan, dan juga harapan.
Saksikan tayangan video selengkapnya dalam tautan ini