‎Damai Natal dan Kerukunan Umat Beragama di Bali

Di salah satu Gereja Protestan yang terletak di Jalan Surapati, Denpasar, nampak pecalang ikut mengamankan dan mengatur arus lalu lintas.

oleh Dewi Divianta diperbarui 24 Des 2016, 20:15 WIB
Diterbitkan 24 Des 2016, 20:15 WIB
Perayaan Natal di Bali
Perayaan Natal di Bali. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan malam Misa Natal digelar secara khidmat di Pulau Bali. Toleransi antar-umat beragama terasa kental pada malam perayaan umat Kristiani tersebut. Hal ini terlihat ketika pecalang (keamanan desa adat Hindu Bali) ikut mengamankan gereja-gereja.

Pantauan di Denpasar, dengan seragam khas adat Bali, mereka bahu membahu membantu kepolisian menciptakan suasana aman bagi umat Kristiani yang tengah menjalankan malam Misa Natal.

Di salah satu Gereja Protestan bagian barat yang terletak di Jalan Surapati, Denpasar, nampak pecalang ikut mengamankan dan mengatur arus lalu lintas.

‎"Memang hari ini kita ikut membantu keamanan gereja dan kita di Bali sangat welcome hidup damai berdampingan. Tiap tahun kami selalu dilibatkan," ujar Nyoman Bawa, salah satu pecalang saat ditemui di lokasi, Sabtu (24/12/2016).

Di gereja ini memang misa terbagi dalam beberapa sesi. Usai Misa yang berlangsung sore, dilanjutkan sesi kedua malam harinya.

"Nanti kita bertugas sampai sesi terakhir," ujar dia. Di lokasi, terlihat para jemaat yang masuk ke gereja, sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan metal detector.

Sementara itu, di Gereja Katedral ribuan umat harus sabar mengantre masuk ke dalam gereja. Sebab, polisi dengan persenjataan lengkap menjaga ketat areal gereja. Mereka yang hendak masuk ke dalam gereja harus melalui pemeriksaan ketat aparat kepolisian yang berjaga.

Wakapolda Bali Brigadir Jenderal‎ Polisi I Nyoman Suryasta meminta kepada jajarannya untuk tak beranjak dari lokasi hingga Misa Natal usai. Katanya, tak ada alasan apapun dari anggotanya untuk sejengkal pun meninggalkan gereja. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.

"Tidak boleh ada anggota yang pulang sebelum Misa Natal usai. Tidak ada alasan apapun, misalnya mandi hanya untuk meninggalkan tugas. Itu semua untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Lebih baik capek sekarang dari pada terjadi sesuatu," ucap Wakapolda di Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar.

Untuk mengecek seluruh barang bawaan jemaat, Wakapolda mengakui menggunakan check door. "Ya, itu kita gunakan untuk mengecek seluruh barang bawaan jemaat," kata dia.

Polda Bali menerjunkan 150 personel untuk mengamankan perayaan Natal. Jumlah itu ditambah 100 pengamanan internal gereja.‎ Sebelum Misa Natal dimulai, pihak kepolisian telah melakukan sterilisasi lokasi.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya