Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara meminta masyarakat menerjemahkan momentum Galungan dan Kuningan sebagai kemenangan dharma melawan adharma pada masa kini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang seimbang antara material dan spiritual.
"Galungan dan Kuningan juga hendaknya dimanfaatkan masyarakat khususnya umat Hindu untuk senantiasa selalu meningkatkan srada bhakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa," ujar Wali Kota Denpasar Jaya Negara, melansir Antara, Rabu (23/4/2025).
Advertisement
Sehingga, lanjut dia, sebagai umat beragama mampu mencapai kebahagiaan dengan selalu berpijak kepada ajaran Agama Hindu, yakni dharma, artha, kama, dan moksa.
Advertisement
"Semoga di hari suci Galungan dan Kuningan ini, Dharma senantiasa menuntun umat manusia terbebas dari kegelapan dan tantangan hidupnya," ucap Jaya Negara.
Dia juga mengajak masyarakat untuk selalu mulat sarira, mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi. Jaya Negara mengatakan, mulat sarira menjadi pesan dalam catatan perjalanan untuk mengevaluasi langkah dalam mengamalkan ajaran dharma.
"Hal itu utamanya dharmaning agama dan dharmaning negara. Sehingga kehidupan mampu memberikan manfaat di masa depan yang lebih baik, sejahtera, makmur dan damai," terang dia.
Jaya Negara juga mengajak masyarakat Denpasar dalam perayaan hari suci Galungan dan Kuningan selalu berpikir, berkata, dan berbuat yang baik sebagai cerminan dharma.
Selain itu, lanjut dia, perayaan upakara juga diharapkan sederhana dengan mengedepankan makna dalam pelaksanaannya.
"Jadikanlah spirit hari suci Galungan dan Kuningan ini menjadi ajang mulat sarira dalam menyikapi tantangan saat ini, dan jadi momentum untuk meningkatkan sradha dan bhakti, serta dapat menjadi momentum kebangkitan dan kemenangan, serta bersatu dalam perbedaan," papar Jaya Negara.
Â
Jadikan Masa Depan yang Lebih Baik
Sementara itu, Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menambahkan, momentum perayaan hari suci Galungan dan Kuningan hendaknya dijadikan satu titik tolak untuk menjadikan masa depan yang lebih baik, lebih berkualitas dan mampu mewujudkan kesejahteraan.
Pelaksanaan upakara juga diharapkan dapat dikemas sederhana dengan tetap berpedoman pada makna, nilai dan filsafat agama Hindu.
Wali Kota Jaya Negara dan Wakil Wali Kota Arya Wibawa menyampaikan ucapan Selamat Hari Suci Galungan dan Kuningan kepada seluruh umat se-Dharma dimanapun berada, terkhusus untuk masyarakat Kota Denpasar.
"Kepada seluruh umat se-dharma, atas nama pemerintah dan masyarakat Kota Denpasar, selamat hari suci Galungan dan Kuningan, dumogi kenak rahayu sareng sami, serta semoga di hari suci Galungan dan Kuningan, Dharma senantiasa menuntun umat manusia terbebas dari kegelapan menuju keutamaan hidup, serta mari bersinergi bersama mendukung pembangunan dengan sepirit Vasudhaiva Kutumbakam untuk mewujudkan Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Makmur, Aman, Jujur dan Unggul (MAJU)," ujar Jaya Negara dan Arya Wibawa.
Hari suci Galungan yang dimaknai sebagai kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan), jatuh setiap Buda Kliwon Wuku Dunggulan.
Di awal 2025 ini, hari Suci Galungan jatuh pada Rabu 23 April, sedangkan hari suci Kuningan jatuh pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan yang jatuh pada Sabtu 3 Mei.
Â
Advertisement
Pengertian dan Makna Hari Raya Galungan
Hari raya Galungan adalah perayaan suci umat Hindu Bali yang diselenggarakan setiap 210 hari sekali berdasarkan perhitungan kalender Bali. Kata "Galungan" berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti "bertarung" atau "berperang". Perayaan ini jatuh pada hari Rabu Kliwon Wuku Dungulan dalam penanggalan Bali.
Makna utama dari Galungan adalah untuk memperingati kemenangan dharma (kebenaran/kebajikan) atas adharma (kejahatan/ketidakbenaran).
Umat Hindu meyakini bahwa pada hari Galungan, para dewa dan roh leluhur turun ke bumi untuk memberkati umat manusia.
Karena itu, Galungan juga menjadi momen untuk menghaturkan rasa syukur dan persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) serta para leluhur.
Dalam lontar Sunarigama, makna Galungan dijelaskan sebagai berikut:
"Budha Kliwon Dungulan Ngaran Galungan patitis ikang janyana samadhi, galang apadang maryakena sarwa byapaning idep."
Artinya: "Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan bersatunya rohani supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacauan pikiran."
Jadi, inti dari perayaan Galungan adalah untuk menyatukan kekuatan rohani agar mendapatkan pikiran dan pendirian yang jernih. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri manusia. Sedangkan segala kekacauan pikiran dianggap sebagai wujud adharma yang harus dikalahkan.
Galungan juga dimaknai sebagai hari "Pawedalan Jagat" atau "Oton Gumi", yaitu hari kelahiran alam semesta. Meski begitu, bukan berarti alam semesta lahir pada hari Galungan.
Melainkan, hari itu ditetapkan agar umat Hindu di Bali menghaturkan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi atas terciptanya dunia dan segala isinya.
