Kapolri: Tahun Baru Aman Ancaman Teror, Tapi Tetap Waspada

Selain peran Polri dan TNI, seluruh elemen masyarakat, serta pemda tetap dibutuhkan untuk mendeteksi pergerakan orang mencurigakan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 30 Des 2016, 09:09 WIB
Diterbitkan 30 Des 2016, 09:09 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Surabaya - Polri tetap mewaspadai adanya aksi ancaman terorisme menjelang malam pergantian tahun baru. Untuk menjaga keadaan tetap kondusif di tiap-tiap wilayah, perlu sinergi lintas lini.

"Tahun baru Insya Allah aman, ancaman teror bisa kita atasi, meski kita tetap waspada. Penangkapan sudah kita laksanakan, beberapa rencana sudah kita gagalkan, tapi semua tetap kita waspada," ujar Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian usai memberikan kuliah umum di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Kamis 29 Desember 2016.

Tito menuturkan, selain Kepolisian, peran TNI dan seluruh elemen masyarakat, serta pemerintah daerah tetap dibutuhkan untuk mendeteksi pergerakan orang mencurigakan.

"Jadi selain peran aparat kepolisian, TNI, kemudian Pemda, Satpam, Pam Swakarsa, ormas semua akan bekerjasama," kata Tito Karnavian.

Kabagpenum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, ada beberapa ciri yang dimiliki teroris yang berada di tengah-tengah masyarakat. Indikasi pertama, mereka tertutup dan tidak mau bersosialisasi.

"Kemudian mereka mengaku satu atau dua orang yang tinggal, tetapi yang menginap berganti dan tidak diketahui itu siapa," kata Martinus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa 27 Desember 2016.

Ketiga, orang-orang yang dicurigai sebagai teroris tersebut, memiliki uang yang cukup namun tak terlihat memiliki pekerjaan. "Kalaupun ada, kerjaannya nggak jelas dan tak dilakukan secara penuh," lanjut Martinus.

Ciri terakhir, para teroris ini melakukan aktivitas yang tidak wajar di dalam rumah, kamar, kontrakan, atau tempat yang mereka sewa. Aktivitas mereka juga tertutup.

"Ini sangat perlu diperhatikan masyarakat terhadap warga sekitarnya yang mengontrak atau ngekos. Kayak yang Jatiluhur mereka tidak nyaman karena warganya peduli (dengan sekitar)," ucap Martinus.

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya