Liputan6.com, Jakarta Komite Nasional Keamanan Transportasi (KNKT) bersama instansi terkait lainnya tengah menyelidiki penyebab terbakarnya kapal Zahro Exspres tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, pada Minggu, 1 Januari 2017 kemarin.
Ketua Tim Investigasi Pelayaran Zahro Exspres KNKT Captain Aldrin Dalimunte mengatakan, pihaknya menggunakan kapal pembanding untuk melakukan penyelidikan. Terlebih, kapal itu sendiri berbeda dengan yang biasanya berlabuh di Muara Angke, Jakarta Utara.
"Pagi sudah survei analisis terhadap kapal sejenis yang enggak jauh beda dengan konstruksi dan permesinan. Yang beda Kapal Zahro ini memiliki kabin tertutup yang kedap udara karena menggunakan AC. Yang banyak, kan, pada terbuka saja," tutur Aldrin di Pelabuhan Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, Senin (2/12/2016).
Advertisement
Kapal Zahro Exspres juga hanya memiliki satu mesin saja untuk memacu perjalanan antarpulau. Mesin tersebut membutuhkan minimal 300 liter solar untuk satu kali perjalanan.
"Mesin dari data yang didapat ini menggunakan mesin tertentu. Mesin itulah yang digunakan untuk mendapatkan daya AC juga," dia menjelaskan.
"Memang tergantung pembuatan pesanan dari pembeli. Mesin membuatnya ada yang dua, ada yang tiga. Kalau ada rusak satu ya ada cadangan. Kalau yang ini kan satu saja. Ya sudah (kalau rusak) digiring jadi biasanya," ucap Aldrin.
Hanya saja, ujar dia, dari sejumlah kemungkinan penyebab timbulnya api, panasnya mesin memiliki pengaruh paling kecil. Sebab, kapal tersebut masih tergolong baru dan memiliki mesin yang bagus.
"Kemungkinan (overheat) enggak karena mesin masih tergolong baru. Kapal, kan, baru 2013. Mereknya Nissan dengan kekuatan 500 mph," kata Aldrin.