Liputan6.com, Jakarta - Pengakuan mengejutkan datang dari pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, menjelang duel melawan Arsenal di Liga Champions. Pelatih Italia tersebut berpendapat bahwa Martin Odegaard mengambil langkah tepat saat memutuskan meninggalkan Los Blancos untuk bergabung dengan Arsenal pada 2021.
Perjalanan Odegaard di Santiago Bernabeu memang penuh liku. Datang sebagai wonderkid berusia 16 tahun pada 2015, dunia sepak bola menaruh harapan besar yang disematkan pada pemain asal Norwegia ini untuk menjadi bintang masa depan Real Madrid. Namun, angan itu tak sepenuhnya terwujud di Santiago Bernabeu.
Baca Juga
Mimpi Odegaard berkembang di Spanyol perlahan memudar, dengan catatan miris hanya 11 penampilan bersama tim utama Real Madrid. Masa-masa sulit ditandai dengan empat kali peminjaman, seolah menegaskan statusnya yang tak kunjung menemukan tempat di skuad utama.
Advertisement
Penitipan terakhir ke Arsenal menjadi titik balik karier Odegaard. Performa apik selama masa singkat tersebut akhirnya menghasilkan transfer permanen pada musim panas 2021.
Di London Utara, Odegaard berhasil menemukan jati dirinya. Gelandang kreatif ini berhasil bermetamorfosis menjadi pemain kunci untuk The Gunners dan kini dipercaya mengemban tanggung jawab sebagai kapten tim. Hal ini menjadi bukti nyata transformasi luar biasa, dari seorang talenta terbuang menjadi pemimpin di lapangan.
Dari Wonderkid Terbuang Menjadi Jantung Arsenal
Perjalanan Martin Odegaard di sepak bola elite Eropa bagaikan kisah kebangkitan yang sempurna. Dengan catatan impresif 40 gol dan 34 assist dalam 187 penampilan bersama Arsenal, mantan pemain Real Madrid ini telah bertransformasi menjadi maestro lapangan tengah.
Kini, Odegaard diproyeksikan untuk menjadi kunci pembuka harapan The Gunners dalam duel perempat final Liga Champions melawan mantan klubnya. Pertemuan ini menjadi momen penuh ironi yang akan menguji loyalitas dan profesionalisme sang kapten.
Menjelang laga pertama di Emirates Stadium, Carlo Ancelotti memberikan penilaian jujur tentang keputusan Odegaard meninggalkan Santiago Bernabeu hampir empat tahun silam.
"Dia masih sangat belia saat bergabung dengan Real Madrid," ungkap Ancelotti pada konferensi pers. "Bakatnya sudah terlihat saat usia 16 tahun. Namun, dia memilih mencari pengalaman baru, dan lihat sekarang - dia adalah salah satu gelandang terbaik di Eropa!"
Pelatih berpengalaman itu pun mengakui tantangan yang dihadapi Odegaard di Madrid. "Saat dia tiba, persaingan sangat ketat. Di depannya ada Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan James Rodriguez. Tidak mudah menemukan ruang untuk memamerkan kualitasnya," katanya.
"Keputusannya untuk mencari kesempatan bermain di tempat lain terbukti brilian," lanjut Ancelotti. "Sejujurnya, dia melakukannya dengan sangat baik karena sekarang dia kembali ke salah satu klub terpenting di Eropa."
Advertisement
Real Madrid Fokus Perbaiki Set Piece Untuk Hadapi Arsenal
Los Blancos melakukan perjalanan ke London Utara dengan membawa beban kekalahan. Tim asuhan Carlo Ancelotti baru saja menelan kekalahan mengecewakan 1-2 dari Valencia di kandang sendiri pada pertandingan liga akhir pekan.
Kelemahan nyata tim juara Spanyol terungkap saat mereka kebobolan dari situasi tendangan sudut. Hal inilah yang menjadi sorotan utama menjelang bentrokan dengan Arsenal di Liga Champions, mengingat kekuatan The Gunners dalam situasi bola mati.
"Arsenal sangat tangguh dan berbahaya dalam situasi bola mati," akui Ancelotti dengan jujur. "Kami akan memaksimalkan pertahanan, tetapi perlu diingat bahwa kami juga memiliki senjata dari situasi bola mati. Aspek ini akan menjadi faktor krusial dalam pertandingan nanti."
Di tengah kekhawatiran tersebut, ada secercah harapan bagi pendukung Real Madrid. Kabar menggembirakan datang dengan kembalinya Thibaut Courtois setelah absen dalam tiga pertandingan terakhir akibat cedera.
