Menhan: Australia Minta Maaf Pelatih Bahasa Pelesetkan Pancasila

Ia mengatakan, Menhan Australia meminta maaf atas apa yang terjadi. Ryamizard pun meminta agar kejadian ini jangan sampai terulang kembali.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 05 Jan 2017, 15:15 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2017, 15:15 WIB
20160606- Menhan Silaturahmi dengan Warga NU-Jakarta- Johan Tallo
Menhan Ryamizard Ryacudu memberikan pemaparan saat menghadiri silaturahmi bersama warga NU di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (6/6). Acara tersebut dalam rangka menyongsong 1 Abad Nahdlatul Ulama.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengaku sudah dihubungi oleh Menhan Australia Marise Payne. Ryamizard menyebut kepala sekolah bahasa di Perth, Australia yang memelesetkan kata Pancasila menjadi Pancagila bahkan sudah diberikan hukuman.

"Pada prinsipnya ini bukan kebijakan mereka, mereka menyesali apa yang terjadi dan menindak tegas sampai tuntas, jadi kepala sekolah bahasanya diskorsing. Dia minta maaf, sudah menghukum kepala sekolah dengan diskors, tegas itu tindakannya," ungkap Ryamizard di Kantor Kemenhan Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (5/1/2017).

Ia mengatakan, Menhan Australia meminta maaf atas apa yang terjadi. Ryamizard pun meminta agar kejadian ini jangan sampai terulang kembali.

"Saya bilang apa tugas kita ke depan tugas kita tetap bersahabat, latihan dan yang lainnya tetap dilakukan, tugas kita terbesar adalah memberikan pengertian kepada prajurit, Menhan Australia memberitahukan ke prajuritnya kita bersabahat. Jadi jangan menyinggung hal-hal yang sensitif dan akan menimbulkan kebencian negara, ke depan hal itu tidak boleh terjadi," papar dia.

Ryamizard mengaku Menhan Australia menerima apa yang diminta oleh Indonesia agar kejadian tersebut tidak kembali terulang.

"Mereka terima itu, kita akan buktikan itu ke depan. Kita perang mati untuk negara ya, tapi kalau karena kecil-kecil mau perang itu untuk apa gunanya. Yang penting kita perbaiki, mereka sudah meminta maaf dan sudah menghukum kepala sekolahnya," ucap dia.

Ryamizard menjelaskan, kasus ini sudah dalam penyelidikan tahap akhir. Dan perwira Australia juga sudah diberikan sanksi.

"Penyelidikan terhadap kasus ini sudah memasuki tahap akhir dan oknum pertama perwira Australia yang terlibat akan diberikan sanksi yang berat terutama masalah administrasi (oleh pihak Australia)," kata dia.

"Kemudian menghentikan sementara pelatihan dan pendidikan bahasa di sekolah bahasa pangkalan militer di Perth sambil dilakukan investigasi secara lengkap serta komandan sekolah itu diskorsing, kepala sekolah diskorsing, berat itu. Jadi kita hormatilah apa yang dilakukan," pungkas Ryamizard.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI Wuryanto memastikan kabar terkait penghentian sementara kerja sama militer dengan Australian Defences Forces (ADF). "Betul (ditunda)," sebut Wuryanto.

Menurut dia, ada alasan khusus kenapa Indonesia memutuskan penundaan kerja sama, yakni terkait hal teknis. "(Penundaan) hanya soal masalah teknis," sebut dia.

Wuryanto menambahkan, belum bisa memastikan kapan kerja sama ini akan kembali terjalin. Namun, jika permasalahan teknis sudah bisa diselesaikan maka sesegera mungkin pembicaraan mengenai lanjutan kerja sama akan diteruskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya