Kerja Sama Militer RI-Australia Ditunda, Ini Alasannya

Kapuspen TNI , Mayjen Wuryanto mengonfirmasi kabar penghentian sementara kerja sama militer RI-Australia.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 04 Jan 2017, 16:10 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2017, 16:10 WIB
2000 Personel Gabungan TNI-Polri Kepung Santoso
Operasi ini dikenal dengan sandi 'Tinombala'. Targetnya pimpinan kelompok yang terafiliasi dengan ISIS ini tertangkap hidup atau mati.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayor Jenderal TNI Wuryanto memastikan kabar terkait penghentian sementara kerja sama militer dengan Australian Defences Forces (ADF).

"Betul (ditunda)," sebut Wuryanto saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (4/1/2016).

Menurut Wuryanto, ada alasan khusus kenapa Indonesia memutuskan penundaan kerja sama. Dasar tersebut terkait hal teknis.

"(Penundaan) hanya soal masalah teknis," sebut dia.

Wuryanto menambahkan, belum bisa memastikan kapan kerja sama ini akan kembali terjalin. Namun, jika permasalahan teknis  bisa diselesaikan maka sesegera mungkin pembicaraan mengenai lanjutan kerja sama akan diteruskan.

Dikutip dari BBC, penghentian kerja sama militer antara Indonesia dan Australia, meliputi latihan bersama dan beberapa sektor lain.

RI dan Australia, dikenal telah melakukan kerja sama latihan militer dalam beberapa tahun terakhir.

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) diketahui kerap berlatih bersama Special Air Service Australia di Perth.

Bukan pertama kali, RI membekukan kerja sama militernya dengan Negeri Kanguru. Hal serupa pernah dilakukan pada 2013 lalu.

Saat itu, penghentian kerja sama dilakukan karena Intelijen Australia dituduh memata-matai Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya