Grab Indonesia: Belum Tentu Kenaikan Tarif Datangkan Keuntungan

Grab Indonesia mengaku tak mau para pengemudi Grabbike yang lain kehilangan pelanggan jika tarif dinaikkan.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 06 Jan 2017, 06:01 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 06:01 WIB
Manajemen Grab Indonesia
Kedua dari kiri : Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia. (Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 700 pengemudi ojek Grab atau Grabbike berunjuk rasa di depan Gedung Lippo Kuningan, Jakarta Selatan, yang menjadi kantor Grab Indonesia. Mereka punya empat tuntutan, salah satunya kenaikan tarif dari Rp 1.500 menjadi Rp 2.500 per-kilo meter (KM) per-order.

"Mengenai tuntutan kenaikan tarif, kami juga ingin mendapat keuntungan, kami mendapat income dari tarif yang dibebankan kepada pelanggan. Kami juga ingin seperti itu (menaikkan tarif)," ujar Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director Grab di kantornya, Kamis (5/1/2017).

Dia mengaku akan mempertimbangkan keinginan para pendemo, di lain sisi pihaknya juga tak mau para pengemudi Grabbike yang lain kehilangan pelanggan.

"Kami melihat daya beli, persaingan usaha dan pendapatan driver. Belum tentu dengan menaikkan tarif akan mendapat keuntungan. Pada saat tarif naik, maka pelanggan turun, kalau pelanggan turun bagaimana, pendapatan akan berkurang," jelas Ridzki.

"Tanpa diminta, kami ingin mencari harga yang optimal, bukan harga yang tinggi. Kami ingin sampaikan kepada driver bahwa kami ini dipihak yang sama," Ridzki melanjutkan.

Namun begitu, di mata para pengemudi Grabbike, kenaikan tarif tersebut tak akan membuat dirinya kehilangan pelanggan.

"Kami rasa tidak akan kehilangan pelanggan. Kami melihat tetangga (ojek online lain), mereka tarif tinggi tetap banyak pelanggan. (Kenaikan) tarif ini demi kesejahteraan kami," kata Jobing, koordinator aksi pengemudi Grabbike.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya