Harga Bitcoin Ambruk, Simak Seluk beluk Aset Digital BTC

Bitcoin (BTC), mata uang digital terdesentralisasi, telah merevolusi sistem keuangan global dengan teknologi blockchain dan volatilitas harga yang ekstrem; pahami cara kerjanya dan risikonya.

oleh Arthur Gideon Diperbarui 08 Apr 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2025, 18:00 WIB
Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)
Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pada pukul 5 sore hingga 8 malam Minggu 6 April 2025, industri aset digital mengalami kontraksi sebesar USD 50 miliar, turun dari USD 2,53 triliun menjadi USD 2,48 triliun.

Bitcoin (BTC) mencapai titik terendahnya di kisaran USD 77,098 sekitar pukul 7 malam ET dan sejak itu sedikit pulih menjadi USD 77.654 per koin. ​​

Mata uang kripto tersebut tampaknya berfungsi sebagai indikator proksi untuk pembukaan Wall Street yang akan datang, sebuah teori yang sejalan dengan perilaku pasar berjangka.

Dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (8/4/2025), bersamaan dengan Bitcoin, mata uang kripto alternatif mengalami penurunan yang cukup besar pada perdagangan Minggu, menyeret valuasi kolektif semua aset digital non-bitcoin di bawah angka USD 1 triliun, menetap di angka USD 930 miliar.

BTC sendiri telah turun 6,3% pada perdagangan hari Minggu dan berada 28,3% di bawah puncak sepanjang masa yang dicapai tiga bulan lalu. Meskipun sempat mendekati USD 76.900, BTC belum menembus angka USD 76.600 yang terakhir tercatat pada 10 Maret 2025.

Sedangkan hari ini, mengutip data dari Coinmarketcap, Selasa (8/4/2025) kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat 2,59% dalam 24 jam namun masih pelemahan 2,80% dalam sepekan. Harga Bitcoin hari ini berada di level Rp 1.338.900.823,29.

Sejarah Bitcoin

Bitcoin (BTC), sebuah mata uang digital terdesentralisasi, pertama kali diperkenalkan pada Januari 2009 oleh sosok misterius bernama Satoshi Nakamoto. Siapa sebenarnya Satoshi Nakamoto masih menjadi misteri hingga saat ini.

Bitcoin beroperasi tanpa campur tangan bank sentral atau pemerintah, memanfaatkan teknologi blockchain—sebuah buku besar digital yang mencatat semua transaksi Bitcoin secara transparan dan aman.

Transaksi diverifikasi oleh jaringan peer-to-peer (P2P) melalui proses 'mining', di mana penambang menyelesaikan teka-teki kriptografi untuk menambahkan blok transaksi baru ke blockchain. Proses ini, yang membutuhkan daya komputasi yang besar, mengamankan jaringan dan menciptakan Bitcoin baru.

 

Keunggulan Bitcoin

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Keberadaan Bitcoin sebagai mata uang digital yang terdesentralisasi menawarkan beberapa keunggulan. Sistem ini menawarkan keamanan yang tinggi berkat kriptografi dan sifat terdesentralisasi blockchain. Transparansi juga menjadi ciri khasnya, semua transaksi tercatat di blockchain publik.

Namun, identitas pengguna tetap relatif anonim, hanya alamat Bitcoin yang terlihat. Keterbatasan jumlah Bitcoin, hanya 21 juta koin, menciptakan kelangkaan yang berpotensi mempengaruhi nilainya. Bitcoin juga bersifat global, dapat dikirim dan diterima di seluruh dunia melalui internet.

Meskipun menawarkan anonimitas hingga batas tertentu, perlu diingat bahwa transaksi Bitcoin masih dapat dilacak. Penggunaan Bitcoin pun beragam, mulai dari alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa hingga aset investasi yang sangat fluktuatif.

Beberapa orang juga melihat Bitcoin sebagai alternatif penyimpanan nilai, mirip dengan emas, meskipun volatilitasnya jauh lebih tinggi. Memahami cara kerja Bitcoin dan risikonya sangat penting sebelum memutuskan untuk terlibat.

Mengenal Lebih Dalam Teknologi Blockchain Bitcoin

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Teknologi blockchain pada Bitcoin merupakan inti dari sistem ini. Blockchain adalah database terdistribusi yang menyimpan semua transaksi Bitcoin secara aman dan transparan. Setiap blok dalam rantai berisi sejumlah transaksi yang diverifikasi dan dihubungkan dengan blok sebelumnya menggunakan kriptografi.

Hal ini membuat blockchain sangat sulit untuk diubah atau diretas. Proses verifikasi transaksi, atau 'mining', dilakukan oleh penambang yang bersaing untuk menyelesaikan masalah kriptografi yang kompleks. Penambang yang berhasil menyelesaikan masalah akan menambahkan blok baru ke blockchain dan mendapatkan hadiah Bitcoin.

Sistem ini memastikan bahwa setiap transaksi Bitcoin tercatat secara permanen dan tidak dapat diubah. Transparansi ini memungkinkan siapa pun untuk memverifikasi transaksi, namun identitas pengguna tetap terlindungi. Meskipun demikian, pelacakan transaksi tetap memungkinkan, meskipun membutuhkan upaya yang signifikan untuk menghubungkan transaksi dengan identitas pengguna sebenarnya. Ini menjadi pertimbangan penting terkait privasi dalam menggunakan Bitcoin.

Keunggulan utama blockchain adalah keamanan dan desentralisasi. Tidak ada entitas tunggal yang mengontrol blockchain, sehingga lebih tahan terhadap serangan dan sensor. Namun, kompleksitas teknologi blockchain juga membutuhkan pemahaman yang mendalam untuk dapat menggunakan dan mengelola Bitcoin dengan efektif dan aman.

Potensi dan Risiko Investasi Bitcoin

Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)... Selengkapnya

Bitcoin telah menarik perhatian banyak investor karena potensi keuntungannya yang tinggi. Namun, perlu diingat bahwa investasi dalam Bitcoin sangat fluktuatif dan berisiko tinggi. Harga Bitcoin telah mengalami kenaikan dan penurunan yang drastis sejak pertama kali diperkenalkan. Meskipun pernah mencapai harga puluhan ribu dolar per Bitcoin, harga juga pernah mengalami penurunan signifikan. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, riset mendalam dan pemahaman yang menyeluruh tentang risiko sangat penting.

Volatilitas harga Bitcoin dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk regulasi pemerintah, adopsi oleh bisnis dan individu, dan sentimen pasar. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan perubahan harga yang signifikan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, investor harus mempertimbangkan toleransi risiko mereka sebelum berinvestasi dalam Bitcoin. Diversifikasi portofolio investasi juga sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko kerugian.

Selain volatilitas harga, risiko lain yang perlu dipertimbangkan adalah risiko keamanan. Meskipun teknologi blockchain dirancang untuk mengamankan transaksi, tetap ada risiko kehilangan Bitcoin akibat peretasan atau kesalahan pengguna. Oleh karena itu, penting untuk memilih dompet digital yang aman dan mengikuti praktik keamanan terbaik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya