Menteri Luhut, Gus Dur dan Radikalisme

Menteri Luhut menuturkan nostalgianya saat diundang sebagai pembicara pembuka pada acara Haul Gus Dur yang digagas oleh Mahfud MD.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 12 Jan 2017, 08:29 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2017, 08:29 WIB
20170112-Luhut-Jakarta-Gus Dur
Menteri Luhut Binsar Pandjaitan. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan soal kedekatannya bersama mendiang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dia mengatakan Gus Dur pernah bercerita tentang damainya Islam.

Gus Dur, menurut dia, pernah mengatakan tidak ada yang sulit dalam Islam.

"Kata Gus Dur tak pernah di Islam ada yang dibuat sulit, semua diberi jalan keluarnya. Dari situ saya belajar banyak mendalami, dalam perjalanan hidup saya semakin dekat dengan Gus Dur," papar Luhut saat menjadi pembicara pembuka dalam acara Haul Gus Dur di Mahfud MD Initiative, Rabu (11/1/2017) malam.

Dia juga sempat menyinggung aksi-aksi radikal saat berbincang dengan Gus Dur pada suatu hari. Luhut pun kembali bernostalgia, memutar kenangan dengan mendiang Gus Dur usai tidak lagi menjabat sebagai presiden.

"Saya tanya kenapa banyak radikalisme dewasa ini ke Gus Dur kala itu. Kata Gus Dur karena belajar teologi saja tak cukup, harus belajar juga sejarahnya," cerita Luhut.

Luhut menuturkan nostalgianya dengan Gus Dur saat diundang sebagai pembicara pembuka pada acara Haul Gus Dur yang digagas oleh Mahfud MD. Acara ini turut mengundang istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid dan Bondan Gunawan sahabat Gus Dur.

Sebagai pembicara acara, turut dihadirkan J Kristiadi pengamat politik CSIS dan Ulil Abshar tokoh muda NU yang didaulat sebagai pembicara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya