Pengembangan Museum Islam Jakarta Libatkan Kurator Louvre Paris

Lintz mengatakan, ada dua pekerjaan penting yang harus dilakukan oleh JIC sebagai pengelola museum Islam Jakarta.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 27 Jan 2017, 09:39 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2017, 09:39 WIB
Museum Louvre Paris
Museum Louvre Paris

Liputan6.com, Jakarta Kurator Museum Louvre, Prancis, Yannick Lintz turut membantu menyumbangkan ide dan masukan untuk pengembangan Museum Islam Jakarta yang berada di kompleks Jakarta Islamic Center (JIC).

Setelah menerima kunjungan dari delegasi JIC di Museum Louvre pada September 2015, Yannick memenuhi janji untuk melihat langsung bangunan Museum Islam Jakarta di Koja, Jakarta Utara, yang berdiri di lahan seluas 11,3 hektare.

Lintz berharap, museum tersebut dapat menjadi simbol peradaban Islam di Jakarta. "Proyek ini benar-benar media edukasi bagi warga lokal maupun turis yang ingin mengetahui tentang Islam di Indonesia," kata Yannick di Institut Prancis Indonesia (IFI), Jakarta, Kamis 27 Januari 2017, seperti dilansir Antara.

Dia menjelaskan, ada dua pekerjaan penting yang harus dilakukan JIC sebagai pengelola museum. Pertama, mengumpulkan benda-benda warisan sejarah dan budaya Islam di Jakarta. Kedua, JIC harus menyusun sebuah narasi sejarah untuk mengaitkan hubungan satu benda dan benda lain.

Dia menjelaskan, penyusunan sebuah alur cerita melalui benda sejarah yang dipamerkan akan lebih menarik minat pengunjung dan memudahkan mereka untuk memahami peristiwa sejarah Islam.

"Konsep bercerita akan memudahkan para pengunjung khususnya anak muda, untuk mempelajari konteks dari setiap benda yang dipamerkan," tutur Penanggungjawab Departemen Seni Islam Museum Louvre itu.

Sementara untuk pengumpulan koleksi sejarah dan budaya Islam, dapat dilakukan melalui kerja sama dengan museum-museum yang memiliki koleksi serupa, melalui skema peminjaman jangka panjang atau membuat replika.

Yannick mengatakan, pihaknya siap bekerjasama lebih jauh dalam hal pertukaran warisan Islam bersejarah, jika pihak JIC telah memiliki proposal resmi dan anggaran yang benar-benar memadai untuk pembukaan Museum Islam Jakarta.

"Saya rasa prosesnya masih akan berjalan cukup lama. Untuk saat ini saya belum membayangkan untuk bekerjasama lebih jauh, namun hanya membantu dalam hal teknis dan gagasan," kata peneliti sejarah seni Islam itu.

Sementara itu, Kepala Bidang Sosial Budaya JIC Haerullah sebagai pengelola museum, mengaku sedang dalam proses mempersiapkan konten serta narasi untuk Museum Islam Jakarta, yang dibantu beberapa sejarawan dan budayawan serta ahli pembangunan museum seperti Oman Fathurahman, JJ Rizal, dan Erwin Kusuma.

"Narasi yang akan ditampilkan tidak lepas dari Islam moderat, ramah, serta memiliki unsur budaya Betawi yang kental," kata Haerullah.

Dia berharap, benda sejarah atau peninggalan ulama yang masih berada di museum lain dapat dikumpulkan untuk menambah koleksi museum yang dikelola atas kerja sama JIC dan UPT Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta itu.

"Tahun ini kami fokus membuat konten narasi dan mengumpulkan benda-benda sejarahnya, sementara untuk sumber tertulis kami sudah memiliki buku-buku yang berkaitan dengan pengembangan Islam di Jakarta," Haerullah menandaskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya