Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono akan segera mengakhiri masa tugasnya. Selama tiga bulan lebih memimpin ibu kota, pria yang karib disapa Soni ini mengaku tugasnya sudah 90 persen sempurna.
"Yang belum selesai dari lima tugas pokok saya sudah sempurna 90 persen, yang kurang 10 persen adalah hari H Pilkada," ujar dia di Balai Kota Jakarta, Kamis (9/2/2017).
Soni menjelaskan, karena tugasnya berakhir pada 11 Februari sementara Pilkada DKI Jakarta 15 Februari, ia tidak bisa mengawalnya.
Advertisement
"Saya berakhir tanggal 11, sehingga tidak mengantarkan di ujung pada saat hari H Pilkada. Tapi seluruh tugas, lima tugasnya sudah saya laksanakan dengan baik, termasuk persiapan pilkada," ucap dia.
Soni pun membeberkan kelima tugas tersebut. Pertama adalah ketika dirinya memastikan pemerintahan DKI Jakarta berjalan dengan baik. Ia mengaku telah berhasil melalui ini.
"Kedua, ketenteraman dan ketertiban umum sudah kita jalankan dengan baik. Ketika persoalan aksi-aksi muncul toh semua terkendali dan tidak persoalan keamanan dan kerawanan yang sangat signifikan mengenai Jakarta," kata Sumarsono.
Ketiga, menurut dia, pilkada sampai hari ini 95 persen sudah siap diselenggarakan. Sisa 5 persen itu adalah data penduduk yang hingga saat ini masih terus dikejar. Ia pun membantah soal adanya KTP ganda.
"Isu KTP ganda, dobel itu tidak benar. Hanya Photoshop dan hanya orang-orang yang ingin menggagalkan Pilkada Jakarta saja," kata dia.
Lalu keempat, ucap Soni, adalah soal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta. "Keempat APBD sudah diselesaikan, jauh sebelum ayam berkokok sebelum 2017 sudah selesai. Dan seluruhnya sudah clear," ucap dia.
"Tugas terakhir, organisasi perangkat daerah sesuai PP 18 tahun 2016. Amanah sudah saya laksanakan. Amanahnya sebelum PP terbit harus sudah dilakukan perubahan perombakan dan penataan personel. Dan ini semua kita lakukan dan termasuk pengisian, dan hari ini tidak ada satupun yang komplain," ucap dia.
Semua itu, kata Soni, ada 5 persen kekurangannya, yaitu Pilkada DKI Jakarta yang tidak dikawalnya. "Itu semua. Ada 5 persen kekurangannya karena tidak sampai Pilkada Serentak tidak saya kawal," tegas Sumarsono.